Radang amandel tidak selalu membutuhkan tindakan operasi. Namun, dalam situasi tertentu, pengangkatan amandel (tonsilektomi) menjadi opsi medis yang perlu dipertimbangkan guna mencegah masalah kesehatan yang lebih serius.
Menurut dokter spesialis THT, tonsilitis yang sering kambuh atau tidak membaik meski sudah diobati bisa menjadi tanda perlunya operasi. "Jika infeksi terjadi berulang, misalnya lebih dari lima kali dalam setahun, atau tidak membaik meskipun sudah diobati, maka operasi perlu dipertimbangkan," jelasnya.
Meskipun amandel adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh, jika terus menerus terinfeksi, amandel justru bisa menjadi sumber masalah.
Radang amandel dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti flu, atau bakteri seperti Streptococcus pyogenes. Gejalanya antara lain sakit tenggorokan, sulit menelan, demam, batuk, dan pembengkakan amandel.
Sebagian besar kasus masih bisa diatasi dengan istirahat yang cukup, banyak minum, obat pereda nyeri, atau antibiotik. Namun, dalam kasus yang lebih parah, seperti abses, gangguan pernapasan, atau gangguan aktivitas sehari-hari yang signifikan, operasi bisa menjadi solusi yang tepat.
"Operasi bukan pilihan pertama, tetapi bisa menjadi solusi terbaik jika infeksi terus berulang dan mengganggu kualitas hidup pasien," ujarnya.
Saat ini, metode operasi pengangkatan amandel beragam, dari teknik konvensional hingga teknologi modern. Pemilihan metode akan disesuaikan dengan kondisi pasien dan pertimbangan medis lainnya.
Masyarakat diimbau untuk tidak menyepelekan gejala radang amandel yang berulang, terutama jika disertai demam tinggi, nyeri hebat, atau gangguan pernapasan. Konsultasi dengan dokter spesialis diperlukan untuk menentukan penanganan yang paling tepat.
"Kunci penanganan radang amandel adalah diagnosis yang akurat dan evaluasi gejala secara rutin," kata dokter tersebut.