Putin Berjanji Balas Dendam Atas Serangan Drone Ukraina

Presiden Rusia, Vladimir Putin, bersumpah akan melakukan pembalasan atas serangan drone Ukraina yang menghantam lima pangkalan udara Rusia pada hari Minggu lalu. Serangan tersebut dikabarkan menghancurkan 41 pesawat Rusia, termasuk pesawat pengebom nuklir.

Ancaman pembalasan Putin terungkap setelah percakapan telepon antara dirinya dengan mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada hari Rabu. Trump menyebutkan bahwa Putin bersumpah akan memberikan respons yang sangat kuat.

Trump menyatakan bahwa perdamaian di Ukraina belum terlihat setelah percakapan selama lebih dari satu jam dengan Putin. Rusia menginvasi Ukraina sejak Februari 2022.

Serangan drone besar-besaran Ukraina terhadap lima pangkalan udara Rusia terjadi tiga hari sebelum percakapan telepon tersebut. Ukraina mengklaim telah menghancurkan beberapa pesawat pengebom berkemampuan nuklir Rusia yang bernilai miliaran dolar.

Trump menyampaikan bahwa ia dan Putin membahas serangan Ukraina terhadap pesawat-pesawat Rusia yang diparkir dan serangan lain yang dilakukan oleh kedua belah pihak.

Trump tidak menjelaskan apakah ia memperingatkan Putin mengenai ancaman pembalasan terhadap Ukraina, yang telah menerima dukungan finansial dari AS dalam perangnya melawan Rusia.

Trump juga menyinggung kekhawatirannya terhadap Putin atas perang di Ukraina dan upayanya untuk mewujudkan janji kampanye mengakhiri perang dalam waktu 24 jam.

Trump dan Putin Membahas Isu Nuklir Iran

Percakapan antara Trump dan Putin juga menyinggung potensi kerja sama antara Washington dan Moskow dalam isu global lainnya, yaitu program nuklir Iran.

Trump meyakini bahwa ia dan Putin sepakat bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir, dan bahwa waktu bagi Teheran untuk menanggapi tawaran AS semakin menipis.

Trump juga menyatakan bahwa Putin akan berpartisipasi dalam diskusi dengan Iran dan mungkin dapat membantu menyelesaikan masalah ini dengan cepat.

Putin telah menyampaikan kepada Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, bahwa Moskow siap membantu memajukan pembicaraan tentang kesepakatan nuklir.

Namun, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan bahwa usulan Washington bertentangan dengan kepentingan nasional Teheran.

Scroll to Top