Mohsen Mahdawi, mahasiswa kelahiran Palestina yang belajar di Universitas Columbia, ditahan oleh petugas imigrasi Amerika Serikat (AS) pada Senin lalu. Penangkapan ini terjadi saat ia hendak diwawancarai terkait permohonan kewarganegaraannya di kantor imigrasi Vermont.
Mahdawi, yang memegang kartu hijau dan telah tinggal di AS selama sepuluh tahun, dikenal sebagai aktivis pro-Palestina dan penggerak protes mahasiswa. Penahanannya dilakukan di fasilitas Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS di Colchester, Vermont.
Penangkapan ini terjadi di tengah upaya deportasi massal yang sedang berlangsung, yang berdampak pada mahasiswa internasional yang menyuarakan keprihatinan atas isu-isu pro-Palestina. Mahdawi bukanlah mahasiswa Palestina pertama dari Universitas Columbia yang ditahan di bawah kebijakan imigrasi yang ketat.
Bulan sebelumnya, Mahmoud Khalil, seorang warga negara sah AS asal Palestina, juga ditahan karena memimpin protes kampus terkait konflik Israel di Gaza. Kini, Mahdawi ikut terseret dalam situasi serupa.
Pengacara Mahdawi, Luna Droubi, menyatakan bahwa penangkapan kliennya merupakan "tindakan balasan langsung atas advokasinya untuk Palestina dan identitasnya sebagai warga Palestina". Ia menegaskan bahwa penahanan ini adalah upaya membungkam suara-suara yang menentang kekerasan di Gaza dan melanggar konstitusi.
Luna Droubi memastikan bahwa Mahdawi masih berada di Vermont. Mahdawi lahir di kamp pengungsi di Tepi Barat yang diduduki Israel dan telah menjadi penduduk tetap AS sejak 2015. Ia dijadwalkan lulus bulan depan dan berencana melanjutkan studi S2 di Sekolah Hubungan Internasional dan Publik Universitas Columbia.
Sebuah petisi habeas corpus yang diajukan atas nama Mahdawi menyebutnya sebagai "kritikus vokal terhadap kampanye militer Israel di Gaza dan seorang aktivis serta penyelenggara protes mahasiswa". Meskipun aktif di kampus hingga Maret 2024, ia telah mengundurkan diri dan tidak lagi terlibat dalam pengorganisasian protes. Penting untuk dicatat bahwa Mohsen Mahdawi tidak didakwa melakukan kejahatan apapun.
Menurut petisi tersebut, Departemen Keamanan Dalam Negeri berupaya mendeportasinya berdasarkan ketentuan yang jarang digunakan. Pengajuan ini menuduh pejabat melanggar Amandemen Pertama, serta hak-hak hukum dan hak proses hukum Mahdawi.
Pengacaranya telah mengajukan perintah penahanan sementara, yang dikabulkan oleh Hakim Pengadilan Distrik Vermont William Sessions. Perintah ini melarang pemindahan Mahdawi dari Vermont dan pengusirannya dari AS.
Mahdawi berperan penting dalam mendirikan "Dar: Perkumpulan Mahasiswa Palestina di Universitas Columbia" dan Columbia University Apartheid Divest, sebuah koalisi yang memimpin protes pro-Palestina dan mendesak universitas untuk memutus hubungan dengan Israel. Ia juga pernah menjabat sebagai presiden Columbia University Buddhist Association selama dua tahun.
Pada Desember 2023, ia tampil dalam wawancara dengan "60 Minutes" dan menekankan bahwa motivasinya berasal dari cinta, bukan kemarahan atau kebencian.
Senator Vermont Bernie Sanders, Peter Welch, dan Becca Balint telah mengecam penangkapan Mahdawi, menyebutnya "tidak bermoral, tidak manusiawi, dan ilegal." Mereka menuntut agar Mahdawi, sebagai penduduk sah Amerika Serikat, diberikan proses hukum yang semestinya dan segera dibebaskan dari tahanan.