Harga Emas Kembali Berkilau: Dolar AS Melemah Jadi Angin Segar

Harga emas kembali menunjukkan tajinya, didorong oleh pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Data ekonomi AS yang kurang menggembirakan semakin memperkuat posisi emas sebagai aset investasi yang menarik.

Pada perdagangan hari Rabu (5 Juni 2025), harga emas ditutup pada US$ 3.375,42 per troy ons, naik 0,7%. Tren positif ini berlanjut pada Kamis (6 Juni 2025) pagi, dengan harga emas menguat tipis 0,01% menjadi US$ 3.375,79 per troy ons.

Pelemahan dolar AS menjadi faktor kunci pendorong kenaikan harga emas. Indeks dolar AS (DXY) pada hari Rabu (4 Juni 2025) merosot 0,44% ke level 98,78. Dolar yang lebih lemah membuat emas menjadi lebih terjangkau bagi investor yang memegang mata uang lain.

Selain itu, data ekonomi AS yang mengecewakan juga memberikan sentimen positif bagi harga emas. Sektor jasa AS, yang merupakan dua pertiga dari perekonomian, mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam setahun. ISM Services PMI turun menjadi 49,9 pada Mei 2025, jauh di bawah ekspektasi pasar. Angka ini mengindikasikan adanya penurunan aktivitas di sektor jasa AS, di tengah meningkatnya ketidakpastian akibat kebijakan tarif.

Kondisi geopolitik global yang tidak menentu, seperti konflik Rusia-Ukraina, ketegangan di Iran, Suriah, dan hubungan AS-China yang kompleks, juga mendorong investor untuk mencari perlindungan pada emas.

Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa negosiasi dengan Presiden China Xi Jinping berjalan sulit. Washington juga meningkatkan tarif impor baja dan aluminium, serta mendesak mitra dagang untuk mengajukan penawaran terbaik mereka guna menghindari pungutan impor yang lebih tinggi.

Saat ini, perhatian investor tertuju pada laporan penggajian AS yang akan dirilis pada hari Jumat. Laporan ini akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai langkah kebijakan moneter yang akan diambil oleh The Federal Reserve (The Fed).

Emas, sebagai aset safe haven, cenderung menguat dalam lingkungan suku bunga rendah.

Di sisi lain, eskalasi konflik Rusia-Ukraina juga menjadi perhatian. Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan merespons serangan drone Ukraina terhadap pangkalan udara Rusia, yang memicu peringatan dari Presiden AS Donald Trump.

Scroll to Top