Dewan Keamanan PBB kembali gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza setelah Amerika Serikat menggunakan hak veto untuk menolak rancangan resolusi yang menyerukan penghentian segera dan permanen konflik antara Israel dan Hamas. Resolusi itu juga menuntut akses bantuan kemanusiaan tanpa batasan ke seluruh wilayah Gaza.
Perwakilan AS di PBB menyatakan bahwa negaranya tidak akan mendukung langkah apapun yang tidak mengutuk Hamas atau menyerukan pelucutan senjata kelompok tersebut dan penarikan diri dari Gaza. AS berpendapat, resolusi ini akan mengganggu upaya mediasi gencatan senjata yang sedang diupayakan oleh mereka. Diketahui, AS merupakan sekutu utama dan pemasok senjata terbesar bagi Israel.
Meskipun demikian, 14 negara anggota DK PBB lainnya mendukung resolusi tersebut, menekankan krisis kemanusiaan yang semakin parah di Gaza, tempat lebih dari 2 juta orang tinggal. Situasi kelaparan meluas, dan aliran bantuan masih terbatas sejak Israel mencabut blokade parsial bulan lalu.
Pemungutan suara ini terjadi di tengah intensifikasi serangan Israel di Gaza, setelah berakhirnya gencatan senjata selama dua bulan pada bulan Maret. Otoritas kesehatan Gaza melaporkan puluhan warga tewas dalam serangan terbaru, sementara Israel mengumumkan kematian seorang tentaranya.
Duta Besar Inggris untuk PBB menyampaikan kritik terhadap keputusan Israel untuk memperluas operasi militer di Gaza dan membatasi bantuan kemanusiaan secara signifikan, menyebutnya "tidak dapat dibenarkan, tidak proporsional, dan kontraproduktif."
Israel bersikeras menolak gencatan senjata tanpa syarat atau permanen, dengan alasan bahwa Hamas tidak dapat dibiarkan tetap berkuasa di Gaza. Duta Besar Israel untuk PBB menyatakan bahwa negara-negara yang mendukung resolusi tersebut memilih jalan yang tidak mengarah pada perdamaian, melainkan menuju lebih banyak teror.
Sebagai tanggapan, Hamas mengutuk veto AS, menggambarkan tindakan tersebut sebagai bukti "bias buta" pemerintah AS terhadap Israel. Rancangan resolusi DK PBB juga menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera yang ditahan oleh Hamas dan kelompok lainnya.