Obsesi Trump Bertelepon dengan Xi Jinping: Siasat yang Terendus China?

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dikabarkan sangat berambisi untuk berkomunikasi langsung dengan Presiden China, Xi Jinping, melalui sambungan telepon. Hal ini terjadi di tengah ketegangan perdagangan yang kembali memanas setelah Trump memutuskan untuk kembali mengenakan tarif pada baja dan aluminium asal China.

Trump menuding Beijing melanggar perjanjian bilateral, namun tidak merinci bentuk pelanggaran yang dimaksud. Ia hanya menyatakan keinginannya untuk berbicara dengan Xi Jinping agar masalah ini dapat diselesaikan. Bahkan, Gedung Putih mengisyaratkan kemungkinan adanya percakapan telepon antara kedua pemimpin dalam waktu dekat.

Menurut sumber yang mengetahui situasi ini, obsesi Trump untuk berbicara dengan Xi Jinping dipicu oleh tekanan yang dialami AS terkait blokade mineral penting oleh China. Blokade ini menghalangi AS untuk mendapatkan komponen vital bagi produksi semikonduktor, elektronik, hingga amunisi. Meskipun ada kesepakatan yang mengharuskan Beijing mencabut tarif balasan yang membatasi ekspor tanah jarang, China tampaknya tidak menunjukkan banyak upaya untuk mematuhinya.

Meski demikian, Xi Jinping diperkirakan akan menerima panggilan telepon dari Trump. Bagi Trump, percakapan telepon langsung dianggap sebagai cara paling efektif untuk membahas inti permasalahan.

Namun, sejumlah pengamat meragukan efektivitas pendekatan ini. China dinilai sangat berhati-hati dalam mengambil langkah, dan terendus bahwa di balik sikap keras Trump, tersirat keputusasaan untuk mencapai kesepakatan dengan Xi Jinping. Hal ini justru dapat memperkuat tekad Beijing.

China juga dilaporkan merasa terganggu oleh gaya komunikasi Trump yang terbuka dan konfrontatif dengan para pemimpin dunia lainnya. Hal ini membuat China ragu-ragu untuk terlibat dalam diskusi tingkat tinggi, karena khawatir akan risiko reputasi Presiden Xi Jinping yang dapat timbul akibat ketidakpastian perilaku Trump.

Scroll to Top