Mal Sepi dan Ritel Modern Bertumbangan: Pergeseran Kebiasaan Belanja Masyarakat Jadi Sorotan

Fenomena mal yang sepi pengunjung hingga terpaksa gulung tikar menjadi perhatian utama. Perubahan perilaku konsumen menjadi salah satu faktor kunci yang menyebabkan kondisi ini.

Menteri Perdagangan mengungkapkan bahwa banyak ritel modern dan pusat perbelanjaan mengalami penurunan pengunjung karena hanya berfokus pada penjualan produk semata. Mereka gagal menciptakan pengalaman berbelanja yang menarik dan relevan bagi konsumen modern.

"Jika ritel modern dan mal hanya fokus berjualan tanpa memberikan pengalaman atau perjalanan berbelanja yang menarik, mereka akan kalah bersaing dengan yang lain," ujarnya.

Selain itu, terjadi pergeseran dalam pola belanja masyarakat. Dulu, orang cenderung berbelanja kebutuhan dalam jumlah besar untuk jangka waktu seminggu hingga sebulan. Sekarang, mereka lebih memilih berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari atau dua hari saja.

Akibatnya, konsumen lebih memilih berbelanja di toko-toko yang lokasinya dekat dengan rumah. Mal yang hanya menawarkan tempat belanja tanpa fasilitas pendukung seperti restoran yang beragam dan menarik, sulit untuk bertahan.

"Pada akhirnya, orang akan memilih berbelanja di tempat yang paling dekat. Jika mal hanya berfungsi sebagai tempat belanja tanpa menyediakan area makan atau tempat berkumpul, mereka akan kesulitan karena masyarakat sekarang lebih suka menghabiskan waktu di mal untuk bersosialisasi," pungkasnya.

Kondisi ini menuntut para pelaku bisnis ritel untuk beradaptasi dan berinovasi agar tetap relevan di tengah perubahan perilaku konsumen yang dinamis.

Scroll to Top