Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman kesehatan, terutama bagi anak-anak. Penularan penyakit ini terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina. Nyamuk jantan tidak menghisap darah, sehingga tidak menularkan virus dengue. Nyamuk betina yang telah menghisap darah penderita DBD dapat menularkan virus dalam radius 100-200 meter.
Kenali Cara Penularan DBD
Penting untuk dipahami bahwa penularan DBD bukan melalui droplet, aerosol nyamuk, atau kontak langsung dengan penderita. Gigitan nyamuk Aedes aegypti tetap menjadi satu-satunya cara penularan. Hal ini menjelaskan mengapa dalam satu rumah dengan beberapa anak, jika ada yang terinfeksi DBD, anak lainnya pun berisiko tertular.
3M Plus, Kunci Pencegahan DBD
Masyarakat diimbau untuk secara rutin melakukan tindakan 3M Plus, yaitu:
- Menguras: Membersihkan tempat penampungan air secara berkala, seperti bak mandi dan vas bunga. Sikat dinding kamar mandi untuk menghilangkan telur nyamuk.
- Menutup: Menutup rapat tempat penampungan air agar nyamuk tidak dapat masuk dan berkembang biak.
- Mendaur Ulang: Memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Selain itu, periksa juga tempat-tempat tersembunyi yang sering terlewatkan, seperti dispenser air, bagian bawah rumah, pot bunga, dan tempat minum hewan peliharaan.
Vaksinasi Dengue: Perlindungan Tambahan
Kini, telah tersedia vaksin dengue yang dapat diberikan pada usia 6 hingga 45 tahun. Vaksin diberikan dalam dua dosis dengan interval 3 bulan. Efektivitas vaksin ini cukup tinggi, mencapai 86 persen dalam mencegah demam berdarah yang parah. Namun, penting untuk diingat bahwa vaksinasi bukanlah pengganti tindakan 3M Plus.
Inovasi Bakteri Wolbachia
Selain vaksin, terdapat inovasi lain dalam pengendalian DBD, yaitu nyamuk yang diinfeksi bakteri Wolbachia. Nyamuk ini tidak dapat menularkan virus dengue, sehingga dapat membantu menekan penyebaran penyakit ini.