Para ilmuwan terus mengungkap teka-teki kehidupan dinosaurus, termasuk bagaimana mereka berkembang biak. Salah satu aspek menarik adalah strategi dinosaurus dalam bertelur dan merawat keturunannya.
Dinosaurus Theropoda, kelompok pemakan daging, umumnya menghasilkan 10 hingga 20 telur dalam satu sarang. Beberapa spesies bahkan menjaga telur-telur ini hingga menetas, memastikan kelangsungan hidup generasi berikutnya. Namun, ada pula fenomena unik di mana buaya purba menitipkan telurnya di sarang dinosaurus, memanfaatkan perlindungan yang diberikan oleh sang predator.
Dinosaurus berukuran raksasa seperti Sauropoda menghadapi tantangan berbeda. Berat badan mereka yang luar biasa membuat pengeraman langsung menjadi mustahil. Sebagai solusi, mereka mengembangkan metode alternatif untuk menjaga telur tetap hangat dan aman.
Titanosaurus di Argentina, misalnya, diduga membuat parit menggunakan kaki mereka untuk melindungi telur dari cuaca ekstrem dan serangan predator. Beberapa spesies lain memanfaatkan tumpukan tanaman membusuk sebagai "kompos penghangat" alami, mirip dengan cara burung megapoda modern.
Kejutan lain datang dari penemuan sarang di dekat sumber air panas atau lapisan lava purba. Sumber panas alami ini kemungkinan digunakan sebagai inkubator oleh induk dinosaurus yang kemudian meninggalkan sarangnya setelah bertelur. Titanosaurus dikenal memiliki pendekatan "santai" dalam merawat anak, tanpa memberikan perawatan lanjutan setelah bertelur.
Penelitian mengenai jumlah telur yang dihasilkan oleh berbagai spesies dinosaurus masih terus berlangsung, membuka tabir misteri kehidupan raksasa purba yang pernah mendominasi Bumi.