Veto AS Atas Resolusi Gencatan Senjata Gaza Picu Kecaman Internasional

Keputusan Amerika Serikat untuk menggunakan hak veto dalam pemungutan suara Dewan Keamanan PBB atas rancangan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza telah memicu reaksi keras dari Hamas dan menuai kritikan pedas dari berbagai negara.

Aksi ini menjadikan AS sebagai satu-satunya negara yang menentang resolusi tersebut di antara 15 anggota dewan, termasuk sekutu-sekutunya.

Seorang tokoh senior Hamas mengecam veto tersebut sebagai tindakan "memalukan dan tercela," dan menyebutnya bertentangan dengan nilai-nilai yang selama ini dijunjung tinggi AS. Ia mempertanyakan bagaimana AS dapat menolak resolusi yang berpotensi menyelamatkan ribuan nyawa warga sipil. Ia menambahkan bahwa penggunaan veto oleh AS secara konsisten menunjukkan keberpihakan terhadap Israel.

Duta Besar AS untuk PBB membela veto tersebut, dengan alasan bahwa resolusi itu "tidak dapat diterima" karena tidak mengutuk Hamas dan tidak menuntut perlucutan senjata kelompok tersebut. Ia menuding Hamas menolak proposal yang didukung AS, termasuk yang diajukan oleh utusan Timur Tengah Presiden Trump. Menurutnya resolusi tersebut dirancang untuk memancing veto AS.

Veto ini merupakan yang kelima kalinya sejak konflik di Gaza pecah pada tahun 2023. Resolusi yang ditolak disponsori oleh 10 negara dan didukung oleh empat anggota tetap DK PBB lainnya: China, Prancis, Rusia, dan Inggris.

Resolusi tersebut berisi tuntutan gencatan senjata segera dan permanen di Gaza, pembebasan semua sandera oleh Hamas dan kelompok lain, serta penghapusan pembatasan terhadap bantuan kemanusiaan.

Israel menyambut baik keputusan AS tersebut. Duta Besar Israel untuk PBB mengucapkan terima kasih kepada AS atas dukungannya terhadap "kebenaran, keadilan, dan kejelasan moral," dan karena tidak meninggalkan para sandera. Menurutnya, resolusi tersebut akan memberikan legitimasi kepada Hamas untuk terus menolak kesepakatan.

Perdana Menteri Israel juga memuji langkah AS dan Presiden Trump karena menunjukkan persatuan di antara kedua negara. Ia menekankan bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan para sandera.

Di tengah ketegangan diplomatik ini, pembicaraan antara Israel dan Hamas yang dimediasi oleh AS di Qatar belum menunjukkan kemajuan. Laporan terbaru menyebutkan adanya ketegangan antara Trump dan Netanyahu terkait isu-isu penting. Meskipun demikian, kedua belah pihak berusaha meredam isu perpecahan dan menegaskan keselarasan pandangan mereka.

Scroll to Top