Serangan Strategis Ukraina Lumpuhkan Rusia Jelang Perundingan Damai

Dalam sepekan terakhir, Ukraina melancarkan serangkaian serangan yang menghebohkan, menargetkan infrastruktur vital dan aset militer Rusia. Serangan-serangan ini tidak hanya merusak kemampuan tempur Rusia tetapi juga mempermalukan Presiden Vladimir Putin menjelang pembicaraan damai yang direncanakan di Istanbul.

Ukraina mengklaim bertanggung jawab atas serangkaian serangan berani yang menandai kemunduran signifikan bagi Rusia. Kepala Intelijen Ukraina dengan percaya diri menyebutkan "Tuhan menyukai angka tiga," mengisyaratkan serangan ketiga terhadap Jembatan Krimea yang strategis.

Serangan terbaru di Jembatan Krimea, yang menghubungkan Rusia daratan dengan Semenanjung Krimea, direncanakan selama berbulan-bulan. Agen Dinas Keamanan Ukraina (SBU) menanam lebih dari satu ton bahan peledak setara TNT di pilar penyangga jembatan, menyebabkan kerusakan yang signifikan.

Serangan terhadap Jembatan Krimea terjadi sehari setelah operasi besar-besaran yang menargetkan empat pangkalan udara strategis Rusia yang berjarak ribuan kilometer dari perbatasan Ukraina. Operasi "Sarang Laba-Laba" melibatkan ratusan drone yang menyerang puluhan pesawat militer Rusia, termasuk pembom strategis Tu-160, Tu-95, dan Tu-22M3. Ukraina mengklaim telah melumpuhkan sepertiga armada pembom strategis Rusia, menyebabkan kerugian miliaran dolar.

Para ahli menilai serangan ini sebagai kemenangan intelijen yang besar dan bukan hanya insiden sekali jalan. Ukraina diperkirakan memiliki persediaan drone tersembunyi yang siap digunakan dalam serangan lanjutan.

Selain itu, dua jembatan di wilayah barat Rusia yang berbatasan dengan Ukraina ambruk, menyebabkan korban jiwa dan luka-luka. Pemerintah Rusia sedang menyelidiki insiden tersebut sebagai serangan teroris. Sebuah jembatan jalan raya di wilayah Bryansk diledakkan, menghancurkan kereta yang melintas di bawahnya. Insiden serupa terjadi di wilayah Kursk, di mana sebuah jembatan runtuh saat dilintasi kereta barang.

Analis meyakini bahwa Ukraina kemungkinan berada di balik serangan sabotase terhadap jembatan-jembatan tersebut, meskipun belum ada pernyataan resmi dari Kyiv.

Serangkaian serangan ini terjadi menjelang perundingan damai antara Ukraina dan Rusia. Para ahli berpendapat bahwa serangan drone Ukraina terhadap lapangan udara militer dan Jembatan Krimea bertujuan untuk mengubah narasi global dan membuktikan bahwa Ukraina tidak kalah dalam perang.

Serangan-serangan ini telah merusak citra Putin, yang dikenal sebagai mantan agen FSB. Para pengamat memperingatkan bahwa Putin mungkin akan membalas dengan meningkatkan serangan terhadap warga sipil di Ukraina.

Scroll to Top