Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, menjelaskan keputusannya memberikan banyak kesempatan bermain kepada pemain Liga 1 saat mengalahkan China dengan skor 1-0. Ia menegaskan bahwa kualitas pemain menjadi pertimbangan utama, tanpa memandang status diaspora atau lokal.
Dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Gelora Bung Karno, tercatat tujuh pemain dari Liga 1 mendapatkan menit bermain. Mereka adalah Rizky Ridho, Yakob Sayuri, Ricky Kambuaya, Egy Maulana Vikri, Beckham Putra, Stefano Lilipaly, dan Ramadhan Sananta.
Keputusan ini menimbulkan pertanyaan terkait minimnya kesempatan bermain bagi pemain diaspora seperti Jordi Amat, Asnawi Mangkualam, Pratama Arhan, Shayne Pattynama, dan Mees Hilgers.
Kluivert menegaskan bahwa semua pemain memiliki kesempatan yang sama untuk bermain, asalkan mampu menunjukkan kualitasnya. Ia juga ingin memberikan kesempatan kepada pemain lokal yang dinilai layak.
"Tidak ada perbedaan, semuanya berdasarkan kemampuan pemain. Saya juga memang memberi kesempatan bagi pemain lokal kalau memang mereka layak," ungkap Kluivert.
Sejak awal penunjukannya, Kluivert memang berkomitmen untuk memberikan perhatian kepada pemain lokal. Ia tidak ingin hanya terpaku pada pemain naturalisasi.
"Saya juga sudah bilang sejak awal sebagai pelatih bahwa saya ingin lihat semua pemain lokal karena saya sangat menghormati para pemain lokal," tambahnya.
Kluivert meyakini bahwa kombinasi pemain lokal dan diaspora dapat memperkuat tim. Ia juga menegaskan bahwa status naturalisasi bukanlah jaminan untuk selalu bermain. Pemain naturalisasi tetap harus bersaing dengan pemain lokal untuk mendapatkan tempat di tim utama.
"Soal pemain naturalisasi, mereka tidak dijamin selalu main. Mereka juga harus bersaing dengan pemain lokal," pungkasnya.