Keputusan KOVO (Federasi Bola Voli Korea) yang tidak memasukkan Megawati Hangestri ke dalam daftar Best 7 V-League menuai protes keras dari netizen Indonesia. Namun, reaksi ini tak dibiarkan begitu saja oleh penggemar voli di Korea Selatan.
Gelombang kritik dari netizen Indonesia muncul setelah KOVO memilih Gyselle Silva sebagai Opposite terbaik, mengungguli Megawati. Padahal, Megawati tampil impresif sepanjang musim dengan torehan 1020 poin dan persentase keberhasilan serangan tertinggi, yaitu 48,06%. Ia juga berhasil membawa Red Sparks melaju ke babak final setelah penantian selama 13 tahun.
Kekecewaan netizen Indonesia dilampiaskan dengan menyerbu media sosial KOVO dan Red Sparks, bahkan hingga menyebabkan penurunan jumlah subscribers. Aksi ini dianggap sebagai bentuk protes atas ketidakadilan yang dirasakan terhadap Megawati.
Namun, aksi netizen Indonesia ini mendapat balasan dari penggemar voli Korea Selatan. Mereka menilai bahwa keputusan KOVO sudah tepat dengan memilih Gyselle Silva.
Salah seorang penggemar voli Korea Selatan bahkan menyebut bahwa lebih baik Megawati tidak lagi bermain di V-League agar terhindar dari hujatan netizen Indonesia. Meskipun demikian, ada juga sebagian penggemar Korea yang merasa kehilangan sosok Megawati dan mengaku tidak akan menonton Red Sparks lagi tanpa kehadirannya.
Kontroversi ini menunjukkan betapa besar pengaruh Megawati Hangestri di kancah voli Korea Selatan, sekaligus menggambarkan rivalitas antara penggemar voli dari kedua negara.