Ilmuwan telah berhasil mengidentifikasi wilayah geografis kunci tempat percampuran genetik antara manusia modern (Homo sapiens) dan Neanderthal diperkirakan terjadi. Analisis mendalam terhadap distribusi kedua spesies di Asia Barat Daya dan Eropa Selatan pada periode akhir Zaman Es (Pleistosen) memberikan petunjuk penting.
Hasil riset mengarah pada Pegunungan Zagros, yang membentang melintasi Iran, Irak Utara, hingga Turki Tenggara, sebagai lokasi potensial terjadinya perkawinan silang. Karakteristik unik dari pegunungan ini menjadikannya tempat ideal bagi kedua spesies untuk bertemu dan berinteraksi.
Para peneliti menjelaskan bahwa kekayaan hayati dan struktur topografi Pegunungan Zagros mampu mendukung keberlangsungan hidup manusia purba. Lebih lanjut, posisinya yang strategis berperan sebagai penghubung penting antara wilayah Palearktik yang dingin dan wilayah Afrotropis yang lebih hangat selama fluktuasi iklim di Zaman Es. Dukungan tambahan datang dari temuan arkeologis dan genetik yang menunjukkan keberadaan kedua spesies di area tersebut.
Fakta mengenai percampuran genetik antara Neanderthal dan manusia modern sendiri telah terkonfirmasi sejak tahun 2010, setelah genom Neanderthal berhasil dipetakan secara lengkap. Studi tersebut mengungkap bahwa 1-4% DNA manusia modern non-Afrika berasal dari Neanderthal.
Pengaruh warisan genetik ini terhadap manusia modern sangatlah luas, mencakup berbagai aspek fisik dan biologis, seperti bentuk hidung yang lebih besar dan kecenderungan terhadap penyakit tertentu, termasuk COVID-19.