Trump dan Xi Jinping Berbicara, Sinyal Positif di Tengah Ketegangan Perdagangan?

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden China, Xi Jinping, baru saja melakukan percakapan melalui telepon di tengah panasnya isu perdagangan, termasuk sengketa ekspor mineral langka. Panggilan telepon yang berlangsung lebih dari satu jam itu menjadi sorotan dunia.

Xi Jinping menekankan perlunya Washington mencabut kebijakan perdagangan yang ia anggap merugikan ekonomi global, serta mengingatkan agar AS tidak melakukan tindakan provokatif terkait Taiwan.

Namun, Trump memberikan nada yang lebih optimis. Ia menyebut pembicaraan itu menghasilkan kesimpulan yang konstruktif. Trump mengumumkan rencana pertemuan lanjutan antara delegasi perdagangan kedua negara dalam waktu dekat. Ia juga mengindikasikan bahwa isu mineral langka kini lebih dipahami oleh kedua belah pihak.

"Kami berada dalam posisi yang sangat baik dengan China terkait kesepakatan perdagangan," ungkap Trump. Kedua pemimpin bahkan saling mengundang untuk berkunjung ke negara masing-masing.

Percakapan ini terjadi di tengah sengketa mineral langka yang berpotensi mengganggu gencatan senjata sementara dalam perang dagang antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini. Meski demikian, belum ada indikasi jelas bahwa isu ini telah terselesaikan sepenuhnya.

Delegasi AS, yang terdiri dari Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer, dijadwalkan untuk segera bertemu dengan perwakilan dari China.

Sebelumnya, kedua negara telah mencapai kesepakatan 90 hari pada 12 Mei untuk mencabut sebagian tarif yang telah diberlakukan sejak Trump menjabat kembali pada Januari.

Meskipun pasar saham menunjukkan respons positif, kesepakatan sementara ini belum menyentuh isu-isu mendalam yang mempengaruhi hubungan bilateral, seperti perdagangan ilegal fentanyl, status Taiwan, dan keluhan AS terhadap model ekonomi China yang didominasi negara.

Sejak kembali memimpin AS, Trump seringkali mengancam mitra dagang dengan berbagai kebijakan hukuman, namun tak jarang membatalkannya di saat-saat terakhir. Pendekatan ini dinilai membingungkan dan membuat pelaku bisnis merasa tidak pasti.

Keputusan China pada bulan April untuk menangguhkan ekspor sejumlah mineral penting dan magnet telah mengganggu pasokan global yang penting bagi industri otomotif, semikonduktor, dan pertahanan.

Beijing melihat ekspor mineral ini sebagai alat untuk memberikan tekanan. Penghentian ekspor dapat menimbulkan tekanan politik domestik pada Trump jika pertumbuhan ekonomi melambat akibat terganggunya produksi.

Scroll to Top