Dinas Kesehatan Jakarta Barat terus berupaya menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Fokus utama adalah meningkatkan peran aktif masyarakat dan memanfaatkan teknologi nyamuk ber-Wolbachia.
Salah satu langkah preventif yang diambil adalah dengan menggiatkan kembali kegiatan Gebyar Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di berbagai wilayah. Selain itu, sosialisasi mengenai nyamuk ber-Wolbachia terus digencarkan sebagai metode pencegahan DBD yang inovatif. Implementasi penyebaran nyamuk ber-Wolbachia ditargetkan akan dimulai pada akhir April atau awal Mei 2025 di salah satu kelurahan di Jakarta Barat, dengan melibatkan lebih dari 1.500 orang tua asuh nyamuk.
Masyarakat juga diimbau untuk aktif dalam melakukan promosi kesehatan terkait DBD, seperti penerapan 3M Plus, menjadi Jumantik Mandiri, dan meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Pemantauan kesehatan juga menjadi perhatian utama, dengan melibatkan peran aktif masyarakat dalam mempromosikan informasi tentang DBD secara merata.
Berdasarkan data, selama periode Januari hingga 14 April 2025, tercatat 704 kasus DBD di Jakarta Barat. Kasus DBD mengalami peningkatan dari Januari (186 kasus) hingga Maret (254 kasus), sebelum menurun menjadi 53 kasus pada periode 1-14 April. Peningkatan kasus pada awal tahun ini diduga dipicu oleh faktor kelembaban dan suhu udara yang mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti. Oleh karena itu, kewaspadaan dan konsistensi dalam menjaga kebersihan rumah dan lingkungan menjadi kunci utama dalam mencegah penyebaran DBD.