Batam Gencarkan Pemberantasan Sarang Nyamuk untuk Tekan Kasus DBD

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Kepulauan Riau, terus berupaya menekan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui penguatan program yang sudah ada. Dua program utama yang dioptimalkan adalah Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) dan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak).

Kepala Dinkes Kota Batam mengungkapkan bahwa selama tahun 2025, tercatat 236 kasus DBD. Rinciannya adalah 75 kasus pada Januari, 51 kasus pada Februari, 33 kasus pada Maret, 32 kasus pada April, dan 45 kasus pada Mei.

G1R1J dijalankan dengan menunjuk Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di setiap rumah. Jumantik bertugas memantau dan memastikan tidak ada jentik nyamuk di lingkungan rumah masing-masing. Hasil pemantauan kemudian dilaporkan ke puskesmas terdekat untuk ditindaklanjuti oleh Dinkes.

Selain itu, Gertak diaktifkan kembali sebagai upaya gotong royong massal untuk membersihkan lingkungan dan memberantas sarang nyamuk. Masyarakat juga diimbau untuk segera membawa anggota keluarga yang menunjukkan gejala DBD ke puskesmas terdekat.

Pada tahun 2024, Kota Batam mencatat 871 kasus DBD. Lonjakan kasus tersebut dipengaruhi oleh tingginya curah hujan. Angka insidensi (Incident Rate/IR) DBD pada tahun 2024 mencapai 68,21 per 100.000 penduduk. Namun, berkat upaya pencegahan yang intensif, angka ini berhasil ditekan menjadi 17,59 per 100.000 penduduk pada tahun 2025. Sayangnya, terdapat 14 kasus kematian terkait DBD pada tahun 2024, dan satu kasus kematian telah dilaporkan pada tahun 2025.

Dinkes Batam berkomitmen untuk terus menekan angka penularan DBD seoptimal mungkin. Penurunan kasus DBD pada tahun 2025 menjadi motivasi untuk terus menjaga komitmen dan kolaborasi seluruh pihak dalam menjaga kebersihan lingkungan dan memberantas nyamuk pembawa DBD.

Scroll to Top