Bursa saham Amerika Serikat mengalami penguatan signifikan pada Jumat (6 Juni 2025), dipicu oleh rilis data tenaga kerja yang melampaui ekspektasi dan meredakan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi. Indeks S&P 500 berhasil menembus level 6.000 untuk pertama kalinya sejak 21 Februari, didorong oleh performa cemerlang sektor teknologi.
S&P 500 mencapai level tertinggi dalam lebih dari tiga bulan, meski masih sedikit di bawah rekor tertinggi yang dicapai pada Februari. Indeks Dow Jones juga mencatatkan level tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Secara rinci, S&P 500 naik 1,02% menjadi 5.999,66 poin, Nasdaq Composite melonjak 1,18% menjadi 19.526,12, dan Dow Jones Industrial Average meningkat 1,04% menjadi 42.759,82.
Sentimen positif lainnya datang dari kabar rencana pertemuan antara pejabat AS dan perwakilan Tiongkok di London pada 9 Juni 2025 untuk membahas kesepakatan dagang. Pasar merespons positif terhadap prospek kesepakatan dagang, namun fokus tetap pada realisasi kesepakatan tersebut.
Sebelumnya, Presiden AS dan pemimpin Tiongkok telah melakukan pembicaraan, namun isu-isu utama masih belum terselesaikan dan akan dibahas lebih lanjut.
Data ekonomi AS menunjukkan penambahan 139.000 pekerjaan di luar sektor pertanian pada bulan lalu, setelah kenaikan sebesar 147.000 pada bulan April. Angka ini melampaui perkiraan ekonom yang memprediksi penambahan 130.000 pekerjaan. Tingkat pengangguran stabil di 4,2%, sesuai dengan ekspektasi.
Menyusul rilis data tersebut, pelaku pasar memperkirakan bahwa bank sentral AS (The Fed) tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga. Pasar melihat September sebagai waktu yang paling mungkin untuk pemangkasan suku bunga pertama, dengan kemungkinan satu pemangkasan lagi pada bulan Desember.
Sejumlah analis memprediksi The Fed akan mempertahankan kebijakan saat ini pada pertemuan bulan ini, dan membutuhkan data pasar tenaga kerja yang lebih lemah sebelum mempertimbangkan pelonggaran kebijakan. Angka penggajian swasta yang lebih rendah dari perkiraan dan survei di sektor jasa telah menimbulkan kekhawatiran tentang dampak ketidakpastian perdagangan terhadap ekonomi.
Sepanjang tahun ini, S&P 500 telah naik 2%. Namun, indeks ini telah melonjak lebih dari 20% sejak 8 April, ketika pasar saham mengalami penurunan akibat kekhawatiran akan dampak tarif.
Investor juga mencermati perkembangan RUU pemotongan pajak dan belanja yang sedang dibahas di Senat AS. Pasar memantau seberapa besar undang-undang tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, namun juga meningkatkan beban utang negara akibat defisit fiskal yang melebar.
Undang-undang tersebut juga menjadi sumber ketegangan antara Presiden AS dan CEO perusahaan mobil listrik, yang berdampak pada indeks saham.
Pembicaraan dagang juga tetap menjadi fokus utama pasar, dengan jeda 90 hari pada sejumlah besar tarif yang akan berakhir pada 8 Juli.