Kota Batu – Institut Molekul Indonesia (IMI) dan RAHO Club (Reverse Aging and Homeostasis Club) berkolaborasi untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat riset kesehatan terdepan berbasis nanoteknologi. Sinergi ini melibatkan akademisi, institusi kesehatan, dan pelaku industri untuk membangun ekosistem riset yang kuat demi kesehatan bangsa.
Nanoteknologi menjadi kunci inovasi medis global. IMI memimpin dengan membuka ruang kolaborasi untuk riset dan pengembangan terapi berbasis nanoteknologi molekuler, khususnya untuk mengatasi penyakit degeneratif dan kronis yang semakin meningkat di Indonesia.
"Kami tidak bisa bekerja sendiri. Tantangan kesehatan harus dihadapi bersama. IMI siap menjadi penghubung ilmuwan, tenaga medis, industri farmasi, dan regulator," kata Prof. Akhmad Sabarudin, Ketua IMI, pada pertemuan ilmiah IMI-RAHO di Kota Batu.
Forum ilmiah tersebut menampilkan proposal riset tentang penggunaan teknologi Oksihidrogen nanobubble (HHO NB) untuk terapi penyakit, teori nanobubble, peran mitokondria dalam penyakit degeneratif, dan etika riset klinis. Beberapa dokter ahli memaparkan rencana riset klinis berbasis HHO NB, seperti:
- Dr. dr. Syifa Mustika, Sp.PD-KGEH, FINASIM – terapi fatty liver
- Dr. dr. P.W.M. Olly Indrajani, Sp.PD – aplikasi HHO NB untuk CKD dan diabetes mellitus
- Kolonel Laut (K) dr. Anang Mufti Sumarsono, Sp.B., M.Adm.Kes., Sp.B.Onk. – aplikasi HHO NB pada penanganan kanker payudara
- dr. Gatot Sudarwanto, Sp.KFR – terapi osteoarthritis
Pertemuan ini menjadi tonggak penting yang menunjukkan keseriusan IMI dan RAHO Club dalam merangkul dokter, peneliti, dan akademisi untuk merancang riset yang progresif dan sesuai kebutuhan.
IMI dan RAHO Club menyediakan laboratorium, sumber daya peneliti, dan menjalin komunikasi dengan komunitas profesi dan lembaga terkait untuk mendorong riset terapan yang bermanfaat bagi masyarakat. IMI menjalankan riset sesuai tupoksi, sementara RAHO Club mendanai dan mendorong inovasi serta menyediakan naracoba.
Prof. Akhmad Sabarudin optimis bahwa melalui kolaborasi, IMI mampu bersaing dalam riset global. Potensi ilmuwan lokal dan kekayaan biodiversitas Indonesia adalah modal besar untuk menciptakan inovasi khas Nusantara.
Ketua RAHO Club, Kan Eddy, menilai IMI berada di jalur yang tepat. "Kami melihat IMI sebagai motor penggerak riset molekuler Indonesia. Kolaborasi ini adalah aksi nyata untuk membawa sains ke ranah praktis," ujarnya.
RAHO Club mendanai riset IMI dengan melibatkan member di seluruh Indonesia sebagai donatur dan naracoba, menerapkan konsep subsidi silang. Keuntungan jangka panjang bagi member RAHO Club adalah perbaikan kesehatan, sirkulasi darah yang baik, dan perlindungan dari stroke, jantung koroner, dan penyakit degeneratif lainnya.
Ketua Umum PJI (Persatuan Jurnalis Indonesia), yang juga Penasehat Raho Club, memberikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap kolaborasi IMI dan RAHO Club. Beliau mendorong Menteri Kesehatan dan BPOM untuk serius menanggapi terapi Gelembung Nano RAHO Club bersama IMI dan membantu perizinannya agar dapat ditanggung BPJS, sehingga semua lapisan masyarakat dapat sehat dan produktif.