Ribuan jemaah haji Indonesia pada tahun 2025 mengalami kesulitan besar saat melaksanakan ibadah haji. Mereka dilaporkan terpaksa berjalan kaki dari Muzdalifah menuju Mina. Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya armada pengangkut dan kemacetan lalu lintas yang sangat padat.
Keadaan semakin memprihatinkan karena sebagian besar jemaah yang berjalan kaki tersebut tidak mendapatkan fasilitas tenda untuk beristirahat.
Menurut seorang anggota Tim Pengawas Haji DPR RI, situasi ini terjadi karena manajemen transportasi dan akomodasi jemaah yang tidak memadai. Ia menyampaikan keprihatinannya atas kejadian ini, terutama terkait kondisi jemaah lansia yang terlantar di Arafah tanpa tenda yang layak. Banyak dari mereka terpaksa beristirahat di tempat-tempat terbuka seperti trotoar.
Hingga malam tanggal 10 Zulhijah waktu setempat, masih banyak jemaah yang belum bisa diangkut ke Mina untuk melaksanakan lempar jumrah akibat keterlambatan transportasi. Hal ini disebabkan oleh ketidaksesuaian antara jumlah armada yang tersedia dengan kebutuhan jemaah.
Anggota DPR tersebut menekankan bahwa kuota setiap kloter sudah ditentukan, namun jumlah kendaraan yang disiapkan tidak mencukupi. Akibatnya, proses pengangkutan jemaah menjadi terhambat. Ia menilai bahwa pelaksanaan haji tahun ini memiliki banyak kekurangan yang perlu dievaluasi segera.
Oleh karena itu, ia mendesak adanya perbaikan menyeluruh dalam sistem logistik dan akomodasi haji. Ia berharap pemerintah dan penyelenggara haji dapat melakukan evaluasi yang serius untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan jemaah di masa mendatang.