Presiden AS Donald Trump berpeluang kembali mengumumkan penerapan tarif baru, kali ini menyasar sektor teknologi tinggi dan farmasi. Langkah ini menyusul pengumuman resmi dari Kementerian Perdagangan AS mengenai penyelidikan "keamanan nasional" terhadap impor produk farmasi dan semikonduktor. Detail mengenai penyelidikan ini masih sangat terbatas.
Sebelumnya, Trump sempat mewacanakan pengenaan tarif besar-besaran secara global melalui skema tarif timbal balik pada tanggal 2 April. Namun, seminggu kemudian, ia mengubah arah kebijakan dengan menyatakan bahwa hanya Tiongkok yang akan dikenakan tarif terberat, sementara negara lain akan dikenakan tarif global sebesar 10% selama 90 hari.
Keputusan Trump terkait semikonduktor juga mengalami perubahan. Sempat menyatakan pengecualian pada hari Jumat, namun berubah kembali pada hari Minggu dan Senin.
Investigasi terhadap semikonduktor dan farmasi telah diumumkan dalam pemberitahuan di Federal Register. Dokumen resmi menyebutkan bahwa chip dan rantai pasokan elektronik tidak akan dikecualikan dari rencana tarif Presiden Trump, meskipun sebelumnya ada pernyataan berbeda.
"Sebagai bagian dari investigasi, Kementerian Perdagangan akan menyelidiki kelayakan peningkatan kapasitas semikonduktor domestik untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan apakah langkah-langkah perdagangan tambahan, termasuk tarif, diperlukan untuk melindungi keamanan nasional," demikian bunyi pengumuman tersebut.
Investigasi mencakup berbagai macam barang, termasuk komponen chip seperti wafer silikon, peralatan pembuatan chip, dan produk hilir yang mengandung semikonduktor.
Hasil investigasi ini akan menjadi dasar bagi pemberlakuan tarif. Publik diberi kesempatan untuk memberikan komentar terkait penyelidikan ini, paling lambat 21 hari sejak pengumuman tersebut.
Kementerian Perdagangan AS menggunakan Pasal 232 Undang-Undang Perluasan Perdagangan tahun 1962 sebagai dasar penyelidikan. Pasal ini memberikan wewenang kepada presiden AS untuk mengenakan tarif atas dasar keamanan nasional. Pembenaran serupa digunakan untuk investigasi terhadap obat-obatan dan bahan-bahan farmasi.
AS sangat bergantung pada impor teknologi semikonduktor dari negara-negara seperti Taiwan, Korea Selatan, dan Belanda. Namun, selama bertahun-tahun, Washington telah menerapkan kebijakan untuk memindahkan lebih banyak rantai pasokan semikonduktor ke dalam negeri, termasuk melalui kebijakan industri seperti Undang-Undang CHIPS dan Sains senilai US$280 miliar.
Nvidia, perusahaan pembuat chip untuk kecerdasan buatan, mengumumkan rencana untuk merancang dan membangun pabrik yang akan memproduksi superkomputer AI NVIDIA sepenuhnya di AS. Taiwan Semiconductor Manufacturing, pabrik pengecoran chip terbesar di dunia, juga mengumumkan niatnya untuk meningkatkan investasinya dalam manufaktur semikonduktor canggih di AS sebesar US$100 miliar.