Kabar menggembirakan bagi para pecinta astronomi! Peluang galaksi Bima Sakti kita bertabrakan dengan galaksi Andromeda ternyata tidak sebesar yang diperkirakan sebelumnya. Para ilmuwan luar angkasa kini memperkirakan kemungkinan tabrakan adalah 50-50 dalam kurun waktu 10 miliar tahun mendatang. Ibarat melempar koin, nasib Bima Sakti masih belum sepenuhnya pasti, namun setidaknya lebih baik dari perkiraan awal.
Walaupun informasi ini terkesan positif, relevansinya bagi umat manusia mungkin kecil. Mengapa? Karena Matahari, bintang yang menjadi sumber kehidupan kita, diperkirakan akan kehabisan energi dan mati dalam waktu sekitar 5 miliar tahun lagi. Bahkan sebelum itu, Matahari akan membesar dan berpotensi menelan planet-planet terdekat, termasuk Bumi. Sekalipun Bumi selamat dari terjangan langsung, planet ini akan menjadi sangat panas dan lautan akan menguap.
Penelitian terbaru ini menggunakan data terkini dari Teleskop Luar Angkasa Hubble dan satelit Gaia untuk memproyeksikan skenario masa depan Bima Sakti dan Andromeda. Kedua galaksi ini sebelumnya telah mengalami tabrakan dengan galaksi lain, dan banyak yang meyakini tabrakan langsung antara keduanya adalah keniscayaan.
Namun, analisis terbaru memperhitungkan pengaruh gravitasi dari galaksi-galaksi di sekitar Bima Sakti. Galaksi Triangulum, misalnya, justru meningkatkan peluang pertemuan Bima Sakti dan Andromeda, sementara Awan Magellan Besar memiliki efek sebaliknya.
Meskipun masih banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, para ilmuwan kini sepakat bahwa peluang tabrakan adalah 50-50 dalam 10 miliar tahun ke depan.
Lalu, apa dampaknya jika tabrakan benar-benar terjadi? Bima Sakti yang berbentuk cakram bintang akan berubah menjadi gumpalan yang tidak beraturan. Akan tetapi, jika kedua galaksi hanya saling melewati, bentuk cakram Bima Sakti akan tetap utuh.
Para peneliti menekankan bahwa masih banyak yang perlu dipelajari sebelum kita dapat memprediksi nasib Bima Sakti dengan akurasi tinggi. Pemahaman yang lebih mendalam tentang interaksi antar galaksi di alam semesta diperlukan untuk mempersempit prediksi tersebut.
Terlepas dari ketidakpastian masa depan galaksi kita, masa depan Matahari jauh lebih jelas. Tentu saja, ada juga kemungkinan besar umat manusia akan punah jauh sebelum tabrakan galaksi terjadi, tanpa perlu ada campur tangan peristiwa astrofisika.