Pergerakan harga emas dunia dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan volatilitas yang tinggi, dipengaruhi oleh sentimen pasar global, terutama dari Amerika Serikat (AS).
Meskipun mencatat kenaikan mingguan sebesar 0,62%, harga emas sempat mengalami penurunan signifikan pada hari Jumat, 6 Juni 2025. Berdasarkan data Refinitiv, harga emas ditutup pada posisi US$ 3.309,67 per troy ons, merosot 1,3%. Penurunan ini terjadi setelah laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan data non-farm payrolls yang lebih baik dari perkiraan, mengindikasikan potensi The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih lama.
Data tenaga kerja yang sesuai ekspektasi dinilai negatif bagi emas karena memberikan sinyal bahwa The Fed kemungkinan akan menunda pemangkasan suku bunga. Pasar saat ini memperkirakan The Fed baru akan menurunkan suku bunga pada bulan September, dengan kemungkinan hanya satu kali lagi pemangkasan hingga akhir tahun.
Emas sering dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian geopolitik. Namun, suku bunga yang lebih tinggi cenderung mengurangi daya tarik emas karena tidak memberikan imbal hasil. Membaiknya data tenaga kerja juga berdampak pada penguatan dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury).
Indeks dolar ditutup pada level 99,19, level tertinggi dalam lima hari terakhir. Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun juga melonjak ke 4,5%, level tertinggi sejak 27 Mei 2025. Kenaikan dolar membuat emas menjadi kurang menarik karena harga konversi pembelian emas dalam dolar AS menjadi lebih mahal. Selain itu, kenaikan imbal hasil US Treasury juga mengurangi daya tarik emas sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Analis memperkirakan bahwa investor akan terus memantau perkembangan hubungan antara Presiden Trump dan Elon Musk, serta negosiasi tarif AS. Perdagangan emas diperkirakan akan berada dalam kisaran US$ 3.200-3.400/troy ons, dan pergerakan selanjutnya akan sangat bergantung pada apakah harga dapat menembus kisaran ini. Penutupan di atas US$ 3.400/troy ons berpotensi membuka jalan bagi reli menuju US$ 3.500/troy ons dalam beberapa minggu mendatang. Sebaliknya, penutupan di bawah US$ 3.200/troy ons dapat mendorong harga turun menuju US$ 3.100/troy ons. Sentimen pasar secara umum tetap bullish, didorong oleh melemahnya dolar AS, ketidakpastian ekonomi, perang dagang, dan meningkatnya risiko geopolitik antara Rusia dan Ukraina.