Sindrom Patah Hati Lebih Mematikan Bagi Pria: Fakta yang Perlu Anda Ketahui

Pria berusia 59 tahun dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami nyeri dada hebat dan sesak napas. Kejadian ini dipicu oleh kecemasan mendalam akan kemungkinan kembalinya kanker, setelah operasi pengangkatan tumor kandung kemih empat bulan sebelumnya. Dokter mendiagnosisnya dengan takotsubo cardiomyopathy (TC), atau sindrom patah hati.

Apa Itu Sindrom Patah Hati?

Takotsubo cardiomyopathy adalah kondisi jantung yang sering kali dipicu oleh stres emosional atau fisik yang ekstrem. Peristiwa seperti kehilangan orang yang dicintai, kejutan besar, atau bahkan aktivitas fisik berat dapat memicu kondisi ini. Ketika seseorang mengalami TC, hormon stres membanjiri otot jantung, menyebabkan sebagian otot "lumpuh" sementara dan tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, jantung kesulitan memompa darah, menimbulkan gejala yang mirip dengan serangan jantung seperti nyeri dada, detak jantung tidak teratur, dan jantung berdebar-debar.

Mengapa Lebih Berbahaya Bagi Pria?

Sebuah studi menunjukkan bahwa meskipun TC lebih sering terjadi pada wanita, pria yang mengalaminya memiliki risiko kematian lebih tinggi. Studi yang menganalisis data dari ribuan pasien TC menemukan bahwa pria memiliki kemungkinan lebih dari dua kali lipat untuk meninggal akibat kondisi ini, dengan tingkat kematian mencapai 11,2 persen.

Para ahli menduga perbedaan ini disebabkan oleh berbagai faktor. Secara biologis, pria cenderung menghasilkan lebih banyak hormon stres (katekolamin) saat menghadapi situasi yang menekan, yang dapat memperburuk kondisi TC. Sementara itu, hormon estrogen yang lebih banyak diproduksi oleh wanita, dipercaya memberikan perlindungan terhadap sistem kardiovaskular.

Selain itu, faktor sosial juga berperan. Dokter mungkin kurang menyadari bahwa TC juga dapat terjadi pada pria, sehingga diagnosis terlambat terjadi. Pria juga cenderung menunda mencari pertolongan medis, menganggap gejala yang dialami akan hilang dengan sendirinya.

Waspadai Gejalanya dan Segera Cari Bantuan

Komplikasi TC yang berbahaya meliputi penggumpalan darah, stroke, henti jantung, dan gagal jantung. Namun, jika terdeteksi dini, pengobatan dengan obat-obatan dapat mengurangi risiko komplikasi dan memulihkan fungsi jantung.

Nyeri dada mendadak atau sesak napas parah harus selalu dianggap sebagai keadaan darurat medis. Jangan tunda untuk mencari pertolongan medis. Hubungi layanan darurat secepatnya.

Gejala yang muncul setelah stres fisik, seperti setelah serangan asma atau kejang, juga tidak boleh diabaikan.

Kelola Stres untuk Kesehatan Jantung

Meskipun TC disebabkan oleh stres mendadak, mengelola stres kronis melalui meditasi atau olahraga harian dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan. Miliki rutinitas yang dapat diandalkan saat menghadapi situasi tak terduga.

Scroll to Top