WELLINGTON – Sebuah insiden unik terjadi ketika HMAS Canberra, kapal perang milik Angkatan Laut Australia (ADF), secara tidak terduga menyebabkan gangguan layanan internet nirkabel (Wi-Fi) dan siaran radio di sebagian besar wilayah Pulau Utara dan Selatan Selandia Baru.
Kejadian ini bermula ketika HMAS Canberra, salah satu kapal terbesar milik Angkatan Laut Australia, sedang dalam pelayaran menuju Wellington. Pada saat melintasi perairan Selandia Baru, radar navigasi kapal tersebut memancarkan frekuensi yang mengganggu sinyal nirkabel dan radio di area yang luas, mulai dari Taranaki di Pulau Utara hingga Marlborough di Pulau Selatan.
Karena radar kapal beroperasi pada frekuensi yang sama dengan yang digunakan oleh beberapa penyedia internet dan stasiun radio, sejumlah operator komersial terpaksa menghentikan penggunaan kanal tersebut untuk sementara waktu. Seorang pakar teknologi lokal melaporkan bahwa gangguan mulai terasa tak lama setelah pukul 2 pagi waktu setempat.
Setelah menerima laporan mengenai gangguan tersebut, Angkatan Pertahanan Selandia Baru segera menghubungi rekan-rekan mereka di Australia.
"HMAS Canberra menyadari bahwa radar navigasi mereka telah menyebabkan gangguan pada Wi-Fi di area dari Taranaki hingga Marlborough saat mendekati Wellington," ujar juru bicara ADF. "Setelah mengetahui hal ini, HMAS Canberra segera mengubah frekuensi untuk mengatasi gangguan tersebut. Saat ini, tidak ada lagi gangguan yang dilaporkan."
Pihak Angkatan Pertahanan Selandia Baru menyatakan bahwa masalah tersebut telah berhasil ditangani.
Dan O’Grady, seorang pejabat dari kementerian bisnis, inovasi, dan ketenagakerjaan Selandia Baru, menjelaskan bahwa sistem pengelolaan spektrum radio di negaranya menyediakan akses ke berbagai pita spektrum radio untuk tujuan yang berbeda, termasuk beberapa yang melibatkan penggunaan bersama.
"Beberapa pita spektrum tersedia secara gratis dan dapat digunakan oleh siapa saja, seperti pita spektrum bersama untuk Wi-Fi dan Bluetooth. Gangguan yang terjadi pada hari Rabu lalu terjadi di salah satu pita bersama ini," jelas O’Grady.
BrianFM, sebuah stasiun radio yang berpusat di Blenheim dan mengudara di seluruh Pulau Selatan, mengungkapkan bahwa mereka terpaksa beralih ke sistem cadangan agar siaran tetap berjalan.
"Kami berusaha untuk menjadi andal dan tangguh, dan kejadian ini benar-benar menguji kemampuan kami dan banyak pihak lainnya," kata Andrew Jeffries, pendiri stasiun tersebut.
Matthew Harrison, direktur perusahaan internet nirkabel dan telekomunikasi seluler Primo, berkelakar, "Tidak setiap hari kapal perang melumpuhkan peralatan Anda."
"Ini bukan sekadar gangguan kecil," tulis Harrison di LinkedIn. "Ini adalah radar kelas militer berskala penuh yang memicu protokol keselamatan yang dirancang untuk melindungi wilayah udara. Radar tersebut bergerak melintasi jaringan kami seiring dengan pergerakan kapal. Kami belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya!"
Harrison kemudian menambahkan candaan, "Hei Angkatan Laut Australia, ke mana kami bisa mengirimkan tagihan?"