Amerika Serikat meyakini bahwa reaksi keras Rusia terhadap gelombang serangan drone Ukraina yang menarget pesawat pengebom nuklir Moskow belum mencapai puncaknya. Para pejabat di Washington memperkirakan pembalasan yang diperintahkan oleh Presiden Vladimir Putin akan berupa serangan yang signifikan dan multidimensi.
Kendati waktu respons penuh Rusia masih belum jelas, sebuah sumber di Washington mengindikasikan bahwa kemungkinan aksi balasan akan terjadi dalam beberapa hari mendatang. Seorang pejabat AS lainnya menambahkan bahwa pembalasan Rusia kemungkinan akan melibatkan berbagai jenis kemampuan udara, termasuk peluru kendali dan drone.
Para pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, tidak memberikan rincian spesifik mengenai target yang diperkirakan Rusia atau detail intelijen terkait. Pejabat pertama menekankan bahwa serangan Moskow akan bersifat asimetris, yang berarti pendekatan dan targetnya tidak akan mencerminkan serangan drone Ukraina terhadap lima pangkalan udara Rusia beberapa waktu lalu.
Rusia sendiri telah meluncurkan serangan rudal dan drone yang intens ke Kyiv, dengan Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa serangan terhadap target militer dan terkait militer itu merupakan respons atas "tindakan teroris" Ukraina terhadap Rusia.
Sumber diplomatik Barat berpendapat bahwa meskipun respons Rusia mungkin sudah dimulai, eskalasi kemungkinan akan terjadi dengan serangan terhadap target simbolis Ukraina seperti gedung-gedung pemerintah, sebagai upaya untuk mengirim pesan yang jelas ke Kyiv.
Seorang diplomat Barat senior lainnya mengantisipasi serangan yang lebih menghancurkan dari Moskow. Menurutnya, serangan itu akan sangat besar, ganas, dan tanpa ampun, namun ia juga mengakui keberanian rakyat Ukraina.
Michael Kofman, seorang ahli Rusia di Carnegie Endowment for International Peace, memperkirakan bahwa Moskow akan berusaha menghukum badan keamanan dalam negeri Ukraina, SBU, atas perannya dalam serangan sebelumnya. Untuk menyampaikan pesan yang kuat, Rusia dapat menggunakan rudal balistik jarak menengah dalam serangannya.
Kofman menduga bahwa opsi pembalasan Rusia mungkin terbatas karena sebagian besar kekuatan militernya telah dikerahkan ke Ukraina. Secara umum, kemampuan Rusia untuk meningkatkan serangan secara substansial dari apa yang sudah mereka lakukan dinilai cukup terbatas.
Ukraina mengklaim serangan menggunakan sejumlah drone yang diluncurkan dari dalam wilayah Rusia dalam operasi dengan nama sandi "Jaring Laba-laba." Amerika Serikat memperkirakan bahwa sejumlah pesawat tempur terkena serangan, dengan sebagian hancur.
Pemerintah Rusia membantah bahwa ada pesawat yang hancur dan mengatakan bahwa kerusakan akan diperbaiki, tetapi sejumlah sumber telah melaporkan tentang kehilangan atau kerusakan serius pada sekitar selusin pesawat, termasuk yang mampu membawa senjata nuklir.
Serangan yang dipersiapkan selama beberapa bulan dan dilakukan dengan drone yang diselundupkan ke dekat pangkalan, memberikan pukulan simbolis yang kuat bagi Rusia, yang selama konflik Ukraina sering mengingatkan dunia akan kekuatan nuklirnya.