GAZA – Iran mengklaim telah berhasil mendapatkan sejumlah besar dokumen rahasia dan strategis milik Israel, termasuk informasi sensitif terkait fasilitas nuklir dan proyek militer negara tersebut.
Menurut laporan yang beredar, intelijen Iran berhasil mengamankan "sejumlah besar dokumen strategis dengan tingkat kerahasiaan tinggi" yang berkaitan dengan Israel. Di antara dokumen-dokumen tersebut, terdapat "ribuan berkas mengenai fasilitas nuklir Israel dan proyek-proyek pendudukan terkait."
Waktu pasti perolehan dokumen-dokumen ini tidak diungkapkan, namun dilaporkan bahwa hal itu terjadi beberapa waktu lalu dan dirahasiakan demi keamanan transfer data ke Iran. Skala dokumen dan tantangan logistik dalam memindahkan seluruh muatan secara aman ke wilayah Iran membutuhkan kerahasiaan total selama operasi.
Laporan tersebut mengklaim bahwa seluruh kumpulan dokumen telah berhasil tiba di "lokasi aman yang ditentukan" di Iran. Jumlah informasi yang sangat besar membutuhkan waktu yang cukup lama hanya untuk meninjau dokumen, foto, dan file video yang menyertainya.
Meskipun otoritas Iran belum memberikan rincian tentang bagaimana dokumen-dokumen tersebut diperoleh, atau apakah pelanggaran terjadi secara digital atau fisik, berita ini berpotensi memperburuk ketegangan yang sudah tinggi antara Iran dan Israel. Israel sendiri belum memberikan tanggapan resmi atas klaim Iran ini.
Pengungkapan ini muncul di tengah meningkatnya permusuhan antara kedua negara.
Sementara itu, data terbaru menunjukkan bahwa setidaknya 54.772 warga Palestina telah menjadi korban dalam konflik yang sedang berlangsung di Gaza sejak Oktober 2023. Angka ini mencakup 95 jenazah yang dibawa ke rumah sakit dalam 48 jam terakhir, dan 304 orang terluka, sehingga total korban luka dalam serangan menjadi 125.834. Banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat kesulitan menjangkau mereka.
Tentara Israel melanjutkan operasinya di Jalur Gaza sejak 18 Maret, menyebabkan ribuan kematian dan luka-luka, serta mengakhiri gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan yang berlaku pada bulan Januari.
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) sebelumnya telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait dengan tindakannya di Gaza.