Duka mendalam menyelimuti perayaan Idul Adha tahun 2025 bagi umat Muslim di Gaza, Palestina. Di tengah genosida yang terus berlangsung oleh penjajah Israel, makna pengorbanan Nabi Ibrahim terasa begitu pahit.
Gaza Berduka di Hari Raya
Tanggal 6 Juni 2025, seharusnya menjadi hari sukacita bagi umat Islam sedunia. Namun, di Gaza, dentuman bom dan suara tembakan menggantikan takbir. Lebih dari 605 hari agresi Zionis telah merenggut nyawa dan menghancurkan harapan warga Gaza. Alih-alih menyembelih hewan kurban, mereka sendiri menjadi korban.
Serangan Israel di dekat pusat distribusi bantuan di Rafah menewaskan puluhan orang dan melukai puluhan lainnya. Rumah sakit di Gaza kewalahan menangani lonjakan korban. Pada hari kedua Idul Adha, serangan udara dan tembakan Israel kembali menewaskan puluhan warga Palestina di berbagai wilayah Jalur Gaza. Serangan artileri menargetkan tenda-tenda pengungsi di Khan Younis, sementara serangan udara menghantam rumah yang menampung pengungsi di Kota Gaza.
Ini adalah Idul Adha keempat bagi warga Gaza di bawah bayang-bayang perang yang disebut sebagai genosida. Kondisi kelaparan akut semakin memperburuk penderitaan mereka.
Korea Utara Terputus dari Dunia Maya
Di belahan dunia lain, Korea Utara mengalami pemadaman internet total pada tanggal 7 Juni 2025. Seluruh jalur koneksi ke luar negeri tidak dapat diakses, membuat situs-situs resmi pemerintah, termasuk kantor berita KCNA dan situs Kementerian Luar Negeri, tidak dapat diakses.
Gangguan ini memutus hubungan digital Korea Utara dengan dunia luar, termasuk jalur utama melalui China dan Rusia. Peneliti siber menyebut gangguan ini sebagai peristiwa besar dan menyeluruh.
Korea Utara dikenal sangat tertutup dalam sistem komunikasinya. Hanya sebagian kecil elit pemerintah yang memiliki akses internet global yang diawasi ketat. Pemadaman ini memicu berbagai spekulasi, mengingat negara tersebut pernah melakukan hal serupa sebagai bagian dari pengamanan atau kontrol internal.