Israel berencana menghalangi kedatangan kapal bantuan yang membawa sejumlah aktivis, termasuk aktivis lingkungan Greta Thunberg, ke Gaza, Palestina. Menteri Pertahanan Israel, Katz, telah menginstruksikan militer untuk mencegat armada kapal bernama Madleen tersebut.
Kapal bantuan ini tidak hanya mengangkut pasokan logistik, tetapi juga membawa 12 aktivis. Katz menuduh Thunberg dan para aktivis lainnya sebagai corong propaganda Hamas. Ia menyatakan bahwa Madleen tidak akan berhasil mencapai Gaza.
Freedom Flotilla Coalition (FFC) memulai pelayaran dari Sisilia sejak 1 Juni 2025. Pada hari Sabtu (7/6), mereka mengumumkan bahwa kapal bantuan telah tiba di lepas pantai Mesir. Diperkirakan, kapal tersebut akan mencapai Gaza pada Senin (9/6) pagi waktu setempat.
Israel menyatakan tidak akan mengizinkan siapa pun menembus blokade laut Gaza untuk mencegah masuknya senjata ke Hamas. Negara tersebut akan melawan setiap upaya untuk melanggar blokade atau mendukung kelompok teroris, baik melalui laut, udara, maupun darat.
Sebelumnya, 12 aktivis yang termasuk Greta Thunberg, menjalankan misi kemanusiaan ke Gaza, Palestina. Mereka berlayar dari Catania, Sisilia, menggunakan kapal Medleen pada Minggu (1/6).
Selain Greta, terdapat juga anggota parlemen Eropa berkebangsaan Prancis-Palestina Rima Hassan, serta Baptiste Andre, Thiago Avila, Omar Faiad, Pascal Maurieras, Yanis Mhamdi, Suayb Ordu, Sergio Toribio, Marco van Rennes, dan Reva Viard.
Perjalanan ini bukan kali pertama upaya pengiriman bantuan. Bulan lalu, kapal Conscience juga melakukan misi serupa, namun diserang oleh drone di perairan internasional lepas pantai Malta.