Wacana penerapan Car Free Night (CFN) atau malam bebas kendaraan bermotor di Jakarta setiap akhir pekan mendapat dukungan dari DPRD DKI Jakarta. Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Jhonny Simanjuntak, meyakini bahwa CFN dapat menjadi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi lokal.
"Dengan adanya CFN di area tertentu, akan tercipta peluang bagi para pedagang untuk menjajakan dagangannya. Aktivitas ekonomi akan meningkat dan masyarakat dapat merasakan manfaatnya," ujar Jhonny.
Meski demikian, Jhonny menekankan pentingnya kajian komprehensif terkait pemilihan lokasi CFN. Ia mengingatkan bahwa penutupan jalan dan pengalihan lalu lintas perlu dipertimbangkan secara matang agar tidak menimbulkan masalah baru.
"Kita perlu melakukan studi yang mendalam. Penutupan jalan di suatu area pasti akan berdampak pada area lainnya. Perlu dipastikan dampaknya diminimalisir," tambahnya.
Jhonny juga mencontohkan implementasi CFN di negara lain, seperti di Kuala Lumpur, Malaysia, di mana penutupan jalan pada malam hari memberikan ruang bagi aktivitas ekonomi dan kuliner.
Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, sebelumnya mengemukakan bahwa kawasan Bundaran HI hingga Jalan Sudirman-MH Thamrin sedang dipertimbangkan sebagai lokasi CFN. Rencananya, CFN akan diadakan setiap Sabtu malam, dengan fokus pada peningkatan penerangan di area tersebut.
"Car Free Day sudah menjadi bagian dari kehidupan Jakarta. Sekarang kita akan mencoba Car Free Night, dimulai pukul 10 malam. Ternyata banyak juga yang berolahraga malam hari," kata Rano Karno.
Rano menambahkan bahwa prioritas utama adalah peningkatan fasilitas penerangan agar masyarakat merasa aman dan nyaman selama CFN.
"Kita akan fokus pada ‘lighting’. Tempat ini akan ditutup untuk menciptakan Car Free Night," pungkasnya.
Penerapan CFN di Jakarta diharapkan dapat menjadi momentum untuk mendorong perekonomian masyarakat sekaligus memberikan alternatif hiburan dan aktivitas positif di malam hari. Namun, kajian mendalam dan persiapan matang menjadi kunci keberhasilan implementasi program ini.