12 Virus Paling Mematikan dalam Sejarah Manusia: Ancaman yang Tak Terlihat

Sepanjang perjalanan peradaban, virus telah menjadi musuh tersembunyi yang merenggut nyawa. Vaksin dan obat antivirus berperan penting dalam menekan penyebaran infeksi dan membantu pemulihan individu yang terinfeksi. Namun, beberapa virus memiliki potensi mematikan yang lebih besar. Berikut adalah 12 virus paling mematikan berdasarkan tingkat fatalitas dan jumlah korban jiwa yang disebabkan:

1. Virus Marburg

Pertama kali diidentifikasi pada tahun 1967, virus Marburg menyebabkan demam hemoragik serupa dengan Ebola, ditandai dengan demam tinggi dan pendarahan internal yang menyebabkan syok, kegagalan organ, dan kematian. Tingkat kematian bervariasi, mencapai 100% pada wabah di Uganda tahun 2017.

2. Virus Ebola

Wabah Ebola pertama kali muncul pada tahun 1976. Penularan terjadi melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau jaringan yang terinfeksi. Wabah terbesar yang pernah tercatat terjadi di Afrika Barat pada tahun 2014, menginfeksi lebih dari 28.000 orang dan menyebabkan lebih dari 11.000 kematian.

3. Rabies

Infeksi rabies berkembang setelah gigitan atau cakaran hewan mamalia yang terinfeksi. Vaksinasi atau perawatan antibodi segera setelah terpapar sangat penting untuk mencegah penyakit berkembang. Jika tidak diobati, virus ini menyerang otak dan saraf, dengan tingkat kematian mencapai 99%.

4. HIV

Human Immunodeficiency Virus (HIV) tetap menjadi salah satu pembunuh terbesar di dunia. Sejak ditemukan pada awal 1980-an, diperkirakan 32 juta orang telah meninggal karena HIV. Meskipun obat antivirus memungkinkan orang hidup lebih lama dengan HIV, transplantasi sel punca telah berhasil menyembuhkan penyakit ini dalam kasus yang jarang terjadi.

5. Cacar

Pada tahun 1980, dunia dinyatakan bebas dari cacar. Sebelum pemberantasan ini, cacar, terutama Variola Mayor, telah menjadi momok selama ribuan tahun. Penyakit ini menyebabkan kematian pada sekitar 30% orang yang terinfeksi dan meninggalkan bekas luka permanen serta seringkali kebutaan.

6. Virus Hanta

Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) mendapat perhatian luas pada tahun 1993 di AS. Virus ini menular melalui paparan kotoran tikus yang terinfeksi. Meskipun tidak menular antarmanusia, HPS memiliki tingkat kematian yang signifikan.

7. Influenza

Influenza atau flu membunuh sebagian kecil orang yang terinfeksi setiap tahunnya. Namun, karena luasnya penyebarannya, penyakit ini menjadi salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pandemi flu Spanyol pada tahun 1918 menginfeksi 40% populasi dunia dan menyebabkan sekitar 50 juta kematian.

8. Demam Berdarah Dengue

Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini menginfeksi 100 hingga 400 juta orang per tahun. Meskipun tingkat kematiannya lebih rendah dari beberapa virus lain, demam berdarah dapat menyebabkan penyakit mirip Ebola dengan tingkat kematian yang lebih tinggi jika tidak diobati.

9. Rotavirus

Rotavirus adalah penyakit diare yang membunuh sekitar 200.000 anak setiap tahunnya, terutama di negara berkembang. Virus ini menyebar dengan cepat melalui jalur fekal-oral dan mematikan di daerah di mana perawatan rehidrasi tidak memadai.

10. SARS-COV

Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pertama kali diidentifikasi pada tahun 2003 di Tiongkok. Virus ini menular ke manusia dari kelelawar melalui musang. SARS menyebar ke 26 negara di seluruh dunia dan menewaskan 774 orang dengan tingkat kematian sekitar 9,6%.

11. SARS-COV-2

COVID-19 disebabkan oleh SARS-COV-2. Hingga Oktober 2022, lebih dari 6,57 juta kematian telah dikaitkan dengan virus ini. SARS-COV-2 pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Wuhan, Tiongkok, dan kemungkinan berasal dari kelelawar. Virus ini menimbulkan risiko lebih tinggi bagi orang dengan kondisi kesehatan bawaan.

12. MERS-COV

Middle East Respiratory Syndrome (MERS) memicu wabah di Arab Saudi pada tahun 2012 dan di Korea Selatan pada tahun 2015. Tingkat kematiannya tinggi, menewaskan sekitar 35% dari orang yang terdiagnosis. Virus ini menginfeksi unta sebelum menular ke manusia.

Scroll to Top