Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, menempatkan tenaga kesehatan (nakes) sebagai ujung tombak dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Tuberkulosis (TB) di wilayah tersebut.
Pelatihan intensif terkait tes HIV dan TB tengah digencarkan bagi para nakes yang bertugas di puskesmas-puskesmas. Tujuannya adalah memperkuat kapasitas mereka dalam mendeteksi dini sekaligus memberikan penanganan yang tepat bagi masyarakat yang terinfeksi kedua penyakit ini.
"Kami sangat mengharapkan peran aktif nakes di puskesmas dalam mencegah dan mengobati penyakit menular, terutama HIV dan TB," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Jayawijaya.
Data terkini menunjukkan bahwa angka kasus HIV AIDS di Kabupaten Jayawijaya mencapai sekitar 5.711. Jumlah ini berpotensi terus meningkat seiring dengan intensifikasi program pemeriksaan HIV.
Pentingnya deteksi dini HIV dan TB tidak bisa diabaikan. Dengan mengetahui status kesehatan sejak awal, penderita dapat segera memulai pengobatan secara teratur, sehingga meminimalkan risiko komplikasi.
Kematian akibat penyakit menular seperti HIV dan TB seringkali disebabkan oleh ketidakpatuhan terhadap pengobatan.
Dinkes Jayawijaya mengimbau masyarakat untuk tidak ragu memeriksakan diri jika merasa memiliki perilaku berisiko, seperti berganti-ganti pasangan. Pemeriksaan dini akan memungkinkan penderita mendapatkan penanganan yang sesuai, termasuk terapi antiretroviral (ARV).
Kabar baiknya, pengobatan HIV dan TB tersedia secara gratis di seluruh puskesmas di Kabupaten Jayawijaya. Masyarakat tidak perlu khawatir mengenai biaya pengobatan karena layanan ini sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah.
"Kami ingin memastikan bahwa pengobatan penyakit HIV dan TB dapat diakses secara cuma-cuma di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah, baik puskesmas maupun rumah sakit," tegasnya.