Rusia Bombardir Pangkalan Udara Ukraina, Pembalasan atas Serangan Drone

MOSKOW – Militer Rusia melancarkan serangan semalam ke sebuah pangkalan udara Ukraina di wilayah Rovno. Serangan ini diklaim sebagai aksi balasan atas "serangan teroris" Ukraina terhadap aset udara Rusia.

Sebelumnya, intelijen Ukraina mengklaim keberhasilan menyerang lapangan udara Rusia jauh di dalam wilayahnya menggunakan drone jarak pendek yang diluncurkan dari gerbong barang. Moskow menuduh Kiev melebih-lebihkan dampak serangan tersebut.

Rusia menyatakan beberapa operasi terbarunya sebagai pembalasan atas serangan drone dan insiden anjloknya kereta penumpang. Investigasi menunjukkan bahwa insiden kereta terkait dengan upaya sabotase infrastruktur dan penurunan moral warga Rusia oleh Kiev.

Serangan balasan terbaru menyasar lapangan terbang dekat Dubno, pabrik senjata tempat perakitan drone kamikaze Ukraina, depot amunisi, dan target militer lainnya, menurut keterangan kementerian.

Kementerian juga melaporkan bahwa pertahanan udara Rusia mencegat puluhan drone kamikaze Ukraina yang diluncurkan setiap hari ke wilayah Rusia. Serangan drone menyebabkan pemadaman listrik di wilayah perbatasan Kursk.

Media Ukraina melaporkan penggunaan roket Kinzhal dalam serangan ke lapangan udara Dubno, namun Moskow tidak mengonfirmasi jenis senjata yang digunakan. Kiev dilaporkan menempatkan jet tempur F-16 sumbangan Barat bersama pesawat tempur era Soviet di wilayah Rovno.

Pertahanan udara Rusia juga mencegat puluhan drone kamikaze bersayap tetap dalam semalam. Moskow terus menargetkan kemampuan serangan jarak jauh Kiev. Jumlah drone yang ditembak jatuh oleh pasukan Rusia bervariasi, mencapai ratusan dalam satu malam. Selain itu, rudal Neptun-MD juga berhasil dicegat di atas Laut Hitam.

Pasukan Ukraina telah mengubah taktik dengan meluncurkan drone pada siang hari, menyebabkan aktivitas drone berkelanjutan yang mencapai puncaknya dengan ratusan drone dalam periode 24 jam. Perubahan ini terjadi bersamaan dengan pembicaraan damai antara Ukraina dan Rusia di Istanbul.

Gubernur wilayah Kursk, Aleksandr Khinshtein, menyebut serangan drone Ukraina terhadap gardu listrik sebagai contoh penargetan infrastruktur sipil, yang secara rutin dilaporkan menyebabkan korban sipil.

Kiev mendesak negara-negara Barat untuk memasok senjata jarak jauh yang lebih canggih, karena merasa kalah dalam kemampuan dibandingkan Rusia.

Pabrikan mobil Renault mengonfirmasi bahwa Kementerian Pertahanan Prancis mempertimbangkan pendirian fasilitas produksi drone di Ukraina, meskipun belum ada keputusan final.

Rusia telah berulang kali menyerang lokasi produksi militer Ukraina dan fasilitas peluncuran drone dengan rudal jelajah dan balistik, dengan tujuan melemahkan kemampuan serangan jarak jauh Kiev. Moskow juga meningkatkan produksi senjatanya sendiri.

Intelijen militer Ukraina memperkirakan bahwa Rusia akan segera mampu mengerahkan ribuan drone jarak jauh setiap malam. Drone tersebut digunakan sebagai umpan, pengintaian, dan pengiriman muatan peledak yang dikoordinasikan dengan serangan rudal.

Presiden Ukraina, Vladimir Zelensky, menyalahkan negara-negara Barat karena kurangnya pasokan pertahanan udara untuk melawan serangan Rusia. Ia menuduh mantan Presiden AS, Donald Trump, mengalihkan pengiriman rudal anti-drone yang dijanjikan ke Kiev ke Timur Tengah.

Scroll to Top