Alya Rohali Beberkan Perjuangan Sang Putri Melawan Gangguan Makan

Alya Rohali membagikan cerita tentang perjuangan putrinya, Namira Adjani Ramadina, yang sempat bergelut dengan eating disorder di masa remajanya. Menurut Alya, tekanan sosial dan persepsi tentang standar bentuk tubuh menjadi pemicu utama kondisi tersebut.

"Saat itu usianya sekitar 17 tahun. Banyak remaja yang merasakan tekanan, ditambah lagi dengan standar body image di masyarakat, yang membentuk persepsi bahwa dirinya harus seperti ini dan itu," ungkap Alya Rohali.

Sebagai seorang ibu, Alya Rohali tentu merasa khawatir dengan kondisi putrinya. Namun, ia bersyukur karena Namira akhirnya menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres pada dirinya.

Namira bahkan berinisiatif meminta untuk dibawa ke psikolog guna mengatasi eating disorder yang dideritanya.

"Untungnya, dia merasakan sendiri ada masalah dan berinisiatif ingin berkonsultasi dengan psikolog," kata Alya.

Setelah berkonsultasi dengan psikolog, Namira memahami bahwa fokusnya seharusnya bukan pada mengejar bentuk tubuh ideal yang tidak realistis, melainkan menjaga keseimbangan hidup. Namira kemudian mulai menerapkan gaya hidup sehat dengan makan secukupnya dan berolahraga secara teratur.

"Psikolog menyarankan untuk tidak takut gemuk, tetapi lebih fokus pada keseimbangan. Makan yang cukup dan sehat, serta mengimbanginya dengan olahraga. Penekanan ada pada olahraga," jelas Alya Rohali.

"Setiap selesai makan, dia berolahraga, lari-lari kecil. Sampai akhirnya menemukan metabolisme yang tepat, antara asupan dan aktivitas. Sekarang, justru pengalaman itu menjadi awal mula dia menekuni lari maraton. Jadi, lebih sehat," lanjutnya.

Alya menegaskan bahwa putrinya tidak mengonsumsi obat-obatan apa pun dalam proses penyembuhannya.

"Tidak ada obat-obatan. Untungnya, dia menyadari sendiri bahwa dirinya membutuhkan bantuan," ujar Alya Rohali.

Kini, Namira menjadikan pengalamannya tersebut sebagai motivasi dalam menjalani hidup. Bahkan, Namira mulai mengikuti jejak sang ibu untuk berolahraga lari.

"Akhirnya Namira bertanya, ‘Ma, olahraga apa ya?’ Saya sarankan olahraga yang bisa dilakukan dengan serius dan disiplin. ‘Ya sudah, ikut Mama saja lari’. Akhirnya dia ikut saya lari sejak usia 16 tahun, sampai akhirnya dia terus mengikuti maraton ke mana-mana. Sebenarnya, awalnya itu dari pengalamannya," pungkas Alya Rohali.

Scroll to Top