Presiden Korea Selatan, Lee Jae-myung, meminta jajarannya untuk segera merancang rencana anggaran tambahan yang berfokus pada pemulihan ekonomi dan peningkatan konsumsi masyarakat. Langkah ini diambil setelah Lee Jae-myung baru saja menjabat dan menjadikan pemulihan ekonomi sebagai prioritas utama pemerintahannya.
Lee telah membentuk satuan tugas ekonomi darurat yang melibatkan pejabat pemerintah untuk mengatasi tantangan ekonomi yang ada. Perekonomian Korea Selatan mengalami kontraksi pada awal tahun ini akibat penurunan ekspor dan konsumsi, diperparah kekhawatiran mengenai dampak tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. Kondisi ini memicu spekulasi tentang kemungkinan penurunan suku bunga.
Jika anggaran tambahan ini disetujui, maka akan menambah alokasi dana yang sudah ada sebelumnya, yaitu sebesar 13,8 triliun won yang telah disahkan pada 1 Mei. Selama kampanye pemilu, Lee menekankan pentingnya anggaran tambahan untuk memberikan stimulus ekonomi jangka pendek.
Dalam pertemuan satuan tugas, Lee juga menyoroti perlunya stabilisasi harga. Ia menyatakan bahwa kenaikan biaya hidup menyebabkan kesulitan bagi masyarakat.
"Kenaikan harga memicu penderitaan bagi masyarakat, jadi mohon tinjau situasi terkini dan laporkan tindakan apa yang mungkin dapat dilakukan," tegas Lee.
Kenaikan harga ayam dan telur dipicu oleh wabah flu burung di Brasil. Pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi impor ayam dari daerah yang terkena dampak di Brasil.
Presiden Lee diperkirakan akan menerapkan kebijakan ekspansi fiskal, termasuk peningkatan subsidi tunai dan program kesejahteraan. Langkah ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi meskipun terdapat kekhawatiran mengenai peningkatan utang.