Jakarta – Ketegangan kembali memanas setelah Iran melayangkan kecaman keras terhadap tindakan pasukan Israel yang menahan 12 penumpang kapal Madleen, termasuk aktivis lingkungan ternama, Greta Thunberg. Kapal tersebut tengah berlayar membawa bantuan kemanusiaan menuju Gaza.
Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, tindakan militer Israel tersebut sama halnya dengan pembajakan. "Serangan terhadap kapal yang terjadi di perairan internasional ini, jelas merupakan bentuk pembajakan sesuai hukum internasional," tegas Baghaei dalam konferensi pers.
Insiden penahanan kapal Madleen terjadi pada Senin dini hari. Pasukan Israel memaksa seluruh penumpang untuk mematikan alat komunikasi mereka. Video dan foto yang beredar menunjukkan para penumpang mengenakan jaket pelampung dengan tangan terangkat.
Koalisi Armada Kebebasan (FFC), pemilik kapal Madleen, menyerukan bantuan internasional untuk mendesak Israel membebaskan para relawan. "SOS! Para relawan di ‘Madleen’ diculik pasukan Israel," demikian pernyataan FFC.
Pihak Israel membenarkan penahanan kapal dan pengarahannya ke Pelabuhan Ashdod, dengan alasan bahwa seluruh bantuan harus melalui pelabuhan tersebut.
Namun, Pelapor Khusus PBB, Francesca Albanese, membantah klaim Israel tersebut. Menurutnya, Gaza merupakan perairan internasional dan Israel tidak memiliki otoritas atas wilayah tersebut. "Israel harus mengakhiri pengepungan. Masyarakat Gaza membutuhkan bantuan," kata Albanese.
Pelayaran kapal Madleen merupakan wujud dukungan terhadap warga Gaza yang mengalami krisis kemanusiaan akibat blokade yang dilakukan Israel. Tindakan Israel telah menyebabkan krisis pangan yang parah di Gaza.