Langkah politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) pasca-purnatugas menjadi sorotan. Isu kedekatan Jokowi dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memicu berbagai tanggapan dari tokoh-tokoh partai politik.
Nama Jokowi santer disebut sebagai kandidat kuat Ketua Umum PSI. Selain PSI, namanya juga sempat dikaitkan dengan bursa ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun, Jokowi secara terbuka menyatakan lebih tertarik dengan PSI.
Pernyataan ini memantik reaksi beragam. Sejumlah politisi menilai pilihan Jokowi tersebut tepat, bahkan ada yang membandingkannya dengan sikap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden.
PPP menghormati keputusan Jokowi yang memilih PSI. Menurut salah satu pengurus pusat PPP, partainya tidak pernah secara formal menawarkan posisi ketua umum kepada Jokowi. PPP meyakini memiliki cukup stok kader internal yang mumpuni untuk mengisi posisi tersebut.
Wakil Ketua Umum PSI, Andy Budiman, menegaskan seluruh kader PSI siap menyambut kedatangan Jokowi. Ia menyatakan bahwa PSI sejak awal didirikan sebagai wadah untuk mendukung Jokowi dan memperjuangkan visinya tentang kemajuan Indonesia.
Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni, berpendapat bahwa tidak ada yang salah dengan pilihan politik Jokowi. Meski demikian, ia menyarankan agar Jokowi mencontoh SBY yang menikmati masa purnatugas dengan tenang. Sahroni menyarankan Jokowi untuk menyerahkan urusan politik kepada anak dan menantunya.
Ketua DPP PKB, Daniel Johan, menilai wajar jika Jokowi lebih memilih PSI karena keberadaan putranya, Kaesang Pangarep, di partai tersebut. Ia menambahkan bahwa Jokowi bebas memilih partai mana pun yang sesuai dengan hatinya.
Sementara itu, politikus PDIP, Guntur Romli, menyinggung pernyataan Jokowi sebelumnya yang ingin kembali menjadi rakyat biasa di Solo setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden. Ia menilai sikap Jokowi saat ini bertolak belakang dengan pernyataan tersebut dan terkesan masih ingin terlibat dalam urusan partai politik. Ia juga menyoroti isu kepercayaan publik terhadap Jokowi terkait berbagai hal.