Ilmuwan global kini menaruh perhatian pada virus corona baru bernama HKU5-CoV-2 yang ditemukan di Tiongkok. Studi terbaru mengungkap bahwa virus ini berpotensi memicu pandemi global baru hanya dengan satu mutasi kecil.
Virus HKU5, bagian dari kelompok merbecovirus yang juga mencakup MERS-CoV, menunjukkan kemampuan menginfeksi sel manusia meski saat ini masih terbatas. Hal ini menambah daftar panjang virus zoonotik yang perlu diwaspadai.
Para peneliti terkemuka dari berbagai universitas ternama mengungkap potensi virus ini menular dari hewan ke manusia melalui studi komprehensif.
Virus HKU5-CoV-2 pertama kali terdeteksi pada kelelawar di Tiongkok pada bulan Februari. Penelitian menunjukkan virus ini memiliki kemampuan bereplikasi di sel manusia.
Studi Ungkap: Virus HKU5 Mampu Menginfeksi Sel Manusia
Peneliti menemukan bahwa HKU5-CoV-2 dapat menular ke manusia jika terjadi mutasi kecil pada protein spike-nya, yang berfungsi sebagai "kunci" untuk memasuki sel inang.
Studi dalam jurnal ilmiah ternama menunjukkan bahwa virus ini sudah mampu menggunakan reseptor ACE2 (reseptor yang sama dengan yang digunakan oleh SARS-CoV-2 penyebab Covid-19) pada kelelawar jenis tertentu.
Meskipun demikian, virus tersebut belum bisa menggunakan reseptor ACE2 pada manusia secara efisien. Namun, hanya diperlukan satu mutasi kecil agar virus ini dapat beradaptasi dan menular ke manusia secara luas.
Teknologi kecerdasan buatan (AI) digunakan untuk memodelkan potensi mutasi ini dan mengindikasikan risiko tinggi terhadap zoonosis, yaitu penyebaran dari hewan ke manusia.
Fakta Penting Virus HKU5: Mutasi, Reseptor, dan Potensi Pandemi
Virus HKU5 termasuk dalam subgenus merbecovirus, seperti halnya MERS-CoV yang menyebabkan tingkat kematian yang signifikan.
Merbecovirus umumnya menyerang kelelawar, tetapi telah terbukti bisa menular ke manusia, seperti pada kasus MERS.
Dalam kasus HKU5, virus ini telah menunjukkan kemampuan untuk bereplikasi di saluran pernapasan dan pencernaan manusia dalam uji laboratorium.
Selain itu, virus HKU5 pernah menjangkiti cerpelai (mink) di Tiongkok, menunjukkan potensi penularan antar spesies. Spillover, yaitu penularan dari hewan ke manusia, telah menjadi pemicu dari pandemi sebelumnya seperti SARS dan Covid-19.
Asal Usul Virus HKU5
Virus HKU5 pertama kali ditemukan pada kelelawar yang berasal dari spesies Pipistrellus abramus di wilayah Hong Kong dan Tiongkok. Hewan ini dikenal sering tinggal di dekat pemukiman manusia.
Penelitian mengungkapkan bahwa reseptor ACE2 dari kelelawar ini sangat kompatibel dengan virus HKU5, sehingga kelelawar ini diyakini sebagai inang alami virus tersebut.
Kelelawar jenis ini tergolong sinantropik, yaitu hidup berdampingan dengan manusia, yang memperbesar peluang kontak dan potensi penularan virus.
Potensi Penularan ke Manusia dan Ancaman Pandemi
Para peneliti memperingatkan bahwa virus HKU5 perlu diawasi secara ketat karena memiliki kemiripan struktur dengan MERS-CoV dan SARS-CoV-2. Jika mutasi terjadi, virus HKU5 bisa menular antar manusia.
Saat ini, mutasi yang dibutuhkan untuk virus ini agar bisa mengikat reseptor ACE2 manusia terletak pada area yang disebut "loop 2" dari domain pengikat reseptor (RBD).
Studi menunjukkan bahwa perubahan kecil pada bagian ini dapat meningkatkan kompatibilitas virus dengan reseptor manusia. Virus HKU5 disebut hanya "satu langkah mutasi" dari menyebabkan pandemi.
Hal ini mendorong urgensi pengembangan vaksin pancorona yang bisa melindungi dari berbagai varian virus corona di masa depan.
Meskipun belum ada bukti bahwa virus HKU5 telah menginfeksi manusia secara alami, studi ini menjadi alarm penting bagi dunia.
Kemampuan virus HKU5 untuk bereplikasi di sel manusia dan menular antar spesies menandakan potensi ancaman yang tidak bisa diabaikan.
Masyarakat global dan pemerintah di berbagai negara perlu meningkatkan kewaspadaan dan mempercepat pengembangan vaksin universal serta sistem deteksi dini terhadap virus-virus dengan potensi zoonosis tinggi.