Kabar gembira datang dari Kota Yogyakarta! Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mendapatkan apresiasi dari Kementerian Kesehatan RI atas keberhasilannya dalam memperkuat sistem deteksi dini dan mengendalikan penyakit menular seperti polio, campak, dan rubella. Penghargaan ini diberikan Direktorat Imunisasi sebagai pengakuan atas komitmen dan kerja keras Pemkot dalam menjaga kesehatan masyarakat.
Keberhasilan Yogyakarta didasarkan pada pemenuhan dua indikator utama surveilans penyakit menular yang ditetapkan secara nasional. Pertama, angka Non-Polio Acute Flaccid Paralysis (NPAFP) di atas 3 per 100.000 anak usia di bawah 15 tahun. Kedua, tingkat Discarded Rate, yaitu jumlah kasus suspek Campak-Rubella yang setelah diuji laboratorium terbukti negatif, mencapai lebih dari 2 per 100.000 penduduk.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, menekankan bahwa surveilans aktif adalah kunci keberhasilan ini. Semakin banyak kasus kelumpuhan layuh akut (Acute Flaccid Paralysis/AFP) yang ditemukan dan diuji, maka semakin baik pula sistem kewaspadaan kesehatan masyarakat. Hasil negatif polio mengindikasikan tidak ada penyebaran virus aktif di masyarakat, sementara hasil positif memungkinkan penanganan cepat dan tepat.
Tim Kerja Surveilans Penyakit Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga menyoroti pentingnya sistem proaktif. Semakin banyak suspek yang terdeteksi dan diuji, semakin kuat pula deteksi dini penyakit.
Peran krusial tenaga kesehatan di semua lini, mulai dari dokter, perawat, epidemiolog, hingga laboran di puskesmas dan rumah sakit, juga menjadi faktor penting. Konsistensi mereka dalam menjalankan prosedur standar dengan disiplin tinggi sangat menentukan kualitas surveilans. Keberanian tenaga medis dalam menetapkan suspek, ketepatan pengambilan dan pengiriman spesimen, serta kecepatan laboratorium dalam memberikan hasil, adalah elemen-elemen penting yang saling terkait.
Penghargaan ini menjadi bukti nyata komitmen Pemkot Yogyakarta dalam melindungi masyarakat dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.