Peneliti Amerika Serikat baru-baru ini menemukan varian virus baru bernama HKU5-Cov-2 di Tiongkok. Temuan ini menimbulkan kekhawatiran karena kemiripan genetiknya dengan virus penyebab Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS) dan COVID-19. Potensi mutasi virus ini dikhawatirkan dapat memicu pandemi baru.
Meskipun belum ada kasus infeksi pada manusia yang terdeteksi, para ilmuwan memperingatkan bahwa hanya dengan satu mutasi kecil, virus ini berpotensi menular ke hewan dan manusia, mirip dengan coronavirus lainnya.
Penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications menyoroti hubungan erat antara HKU5-Cov-2 dan MERS-CoV yang mematikan. Studi ini berfokus pada subgenus virus Corona yang dikenal sebagai merbecovirus, yang kurang mendapatkan perhatian sebelumnya.
Profesor Michael Letko, seorang ahli virus terkemuka, menyatakan bahwa penelitian mereka menunjukkan bagaimana virus HKU5 menginfeksi sel. "Kami menemukan bahwa virus HKU5 mungkin hanya selangkah lagi dari kemampuan menular ke manusia," ujarnya.
Virus HKU5-CoV-2 pertama kali ditemukan pada kelelawar di laboratorium China pada bulan Februari 2025.
"Virus-virus ini berkerabat dekat dengan MERS, jadi kita harus waspada jika virus ini menginfeksi manusia," tambah Profesor Letko.
Hasil penelitian juga mengungkap bahwa HKU5 menggunakan reseptor inang yang disebut ACE2, reseptor yang sama yang digunakan oleh virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Namun, saat ini HKU5 hanya mampu menggunakan versi gen ACE2 milik kelelawar dan belum bisa mengakses versi manusia secara efektif.
Penemuan ini menjadi perhatian serius, menekankan perlunya pengawasan ketat dan penelitian berkelanjutan terhadap potensi mutasi virus. Memahami mekanisme kerja dan evolusi HKU5 diharapkan dapat membantu mengantisipasi potensi pandemi di masa depan.
Karena belum ada kasus infeksi HKU5-CoV-2 pada manusia yang terkonfirmasi, gejala pastinya belum diketahui. Namun, mengingat kemiripannya dengan MERS dan COVID-19, kemungkinan gejala yang ditimbulkan serupa, antara lain:
- Demam
- Batuk
- Sesak napas
- Sakit tenggorokan
- Kelelahan
- Sakit badan
Meskipun patut diwaspadai, Dr. Mark Siegel dari NYU Langone Health menekankan bahwa kemungkinan HKU5 menyebabkan pandemi sebesar COVID-19 masih tergolong rendah.
"Pandemi COVID adalah yang terburuk dalam satu abad, tetapi itu tidak berarti akan terjadi lagi pandemi flu burung atau yang lainnya," katanya.