Ledakan Penggunaan Ganja di Kalangan Lansia AS: Tren yang Mengkhawatirkan?

Penggunaan ganja tidak lagi terbatas pada generasi muda. Di Amerika Serikat, konsumsi ganja di kalangan lansia melonjak drastis. Alasan mereka beragam, mulai dari meredakan nyeri, meningkatkan kualitas tidur, hingga sekadar rasa ingin tahu.

Sebuah studi terbaru dari Pusat Penelitian Penggunaan Narkoba dan HIV/HCV (CDUHR) dan Sekolah Kesehatan Masyarakat Global NYU mengungkapkan peningkatan signifikan dalam penggunaan ganja di kalangan lansia. Studi ini menemukan bahwa 7% warga Amerika berusia 65 tahun ke atas mengonsumsi ganja dalam 30 hari terakhir. Angka ini meningkat dari 4,8% hanya dua tahun sebelumnya.

Penelitian ini menggunakan data nasional terkini dari tahun 2021 hingga 2023 untuk menganalisis penggunaan ganja dalam periode 30 hari terakhir. Sebelumnya, analisis hanya terbatas pada penggunaan dalam setahun terakhir karena jumlah pengguna saat itu masih sedikit.

Peningkatan ini semakin mencolok jika dibandingkan dengan data sebelumnya. Pada tahun 2006-2007, kurang dari 1% lansia melaporkan penggunaan ganja dalam setahun terakhir. Sekarang, angka itu melonjak menjadi 7% hanya dalam sebulan terakhir.

Profil pengguna ganja lansia juga mengalami perubahan. Saat ini, pengguna ganja cenderung sudah menikah, berpendidikan tinggi, dan memiliki pendapatan yang lebih besar. Peningkatan terbesar terlihat pada lansia kulit putih dan wanita, meskipun pria masih mendominasi secara keseluruhan.

Menariknya, mereka yang berpenghasilan tinggi awalnya memiliki tingkat penggunaan ganja terendah pada tahun 2021. Namun, dalam dua tahun berikutnya, kelompok ini justru menunjukkan tingkat penggunaan tertinggi. Hal ini mungkin mencerminkan akses mereka ke ganja medis yang lebih mahal.

Legalisasi ganja medis juga berperan dalam peningkatan ini. Studi menunjukkan bahwa lansia yang tinggal di negara bagian yang melegalkan ganja medis lebih cenderung mengonsumsinya. Hal ini mungkin disebabkan oleh peningkatan ketersediaan dan penerimaan sosial.

Selain itu, lansia dengan penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, kanker, tekanan darah tinggi, atau masalah paru-paru juga menunjukkan tingkat penggunaan ganja yang lebih tinggi. Banyak dari mereka mungkin mencari pereda nyeri atau solusi untuk masalah tidur. Meskipun ganja mungkin dianggap sebagai alternatif yang lebih ringan daripada obat-obatan tradisional, dokter mengingatkan bahwa ganja tetap memiliki risiko, terutama bagi tubuh lansia.

Pesan yang jelas dari studi ini adalah bahwa ganja bukan lagi topik tabu di kalangan lansia. Sudah saatnya penyedia layanan kesehatan dan keluarga membicarakan masalah ini secara terbuka, jujur, dan berdasarkan fakta.

Scroll to Top