Waspada DBD: Kulonprogo Catat Peningkatan Kasus di Awal Tahun 2025

Kabupaten Kulonprogo mengalami lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) pada awal tahun 2025. Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo menunjukkan bahwa angka kasus DBD hampir mencapai 100 pada bulan Januari dan Februari.

Namun, tren ini mulai menunjukkan penurunan sejak Maret hingga Mei, dengan jumlah kasus hanya mencapai belasan. Kepala Dinkes Kulonprogo mengungkapkan bahwa pada Januari 2025 tercatat 86 kasus DBD, diikuti 71 kasus pada Februari. Sementara itu, pada Maret terdapat 38 kasus, April 18 kasus, dan Mei 19 kasus. Jumlah ini termasuk kasus dengue shock syndrome (DSS), yang merupakan tingkatan DBD paling parah.

Peningkatan kasus DBD di awal tahun 2025 disebabkan oleh curah hujan yang tinggi. Kondisi ini menciptakan lingkungan ideal bagi perkembangbiakan nyamuk. Selain itu, kewaspadaan masyarakat terhadap DBD pada saat itu dinilai masih kurang.

DBD merupakan penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian. Sepanjang tahun 2025, tiga warga Kulonprogo dilaporkan meninggal dunia akibat DBD. Kasus kematian terjadi masing-masing satu pada bulan Januari, Februari, dan Mei. Kematian akibat DBD dapat terjadi karena kondisi penyakit yang sudah parah atau adanya komplikasi dengan penyakit lain.

Untuk mengantisipasi DBD, masyarakat diimbau untuk meningkatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M (menguras, menutup, dan mengubur). Selain itu, penting untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat, mengonsumsi makanan bergizi, serta minum air yang cukup. Jika mengalami gejala DBD, segera periksakan diri ke dokter dan hindari pengobatan mandiri.

Menjaga stamina, memperkuat daya tahan tubuh, berolahraga ringan secara rutin, serta istirahat yang cukup juga sangat penting untuk mencegah DBD.

Scroll to Top