Greta Thunberg Tiba di Paris Usai Kontroversi Deportasi dari Israel

Aktivis lingkungan terkemuka, Greta Thunberg, akhirnya tiba di Paris, Prancis, setelah mengalami deportasi dari Israel pada Selasa (10/6/2025). Kedatangannya di Bandara Charles de Gaulle menandai akhir dari serangkaian peristiwa yang melibatkan penahanan oleh pasukan Israel.

Thunberg mengklaim bahwa dirinya dan rekan-rekannya diculik di perairan internasional dan dibawa ke Israel tanpa persetujuan mereka. Ia mengecam tindakan ini sebagai pelanggaran hak yang disengaja oleh Israel, menambah panjang daftar pelanggaran yang telah dilakukan.

Kejadian ini bermula ketika kapal yang membawa Thunberg dan 11 aktivis lainnya, Madleen, mendekati wilayah Jalur Gaza pada Senin (9/6). Tujuan mereka adalah menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang saat ini mengalami blokade dari Israel. Pelayaran ini dimulai pada awal Juni sebagai upaya untuk menembus blokade tersebut.

Pemerintah Israel membenarkan penangkapan tersebut, menegaskan bahwa semua bantuan ke Gaza harus disalurkan melalui Pelabuhan Ashdod. Kementerian Luar Negeri Israel kemudian meminta para aktivis untuk menandatangani dokumen deportasi. Meskipun beberapa setuju, Thunberg menolak karena dokumen tersebut menyatakan bahwa mereka telah memasuki wilayah Israel secara ilegal.

Thunberg menekankan bahwa kapalnya disergap di perairan internasional, sehingga ia tidak mengakui telah memasuki Israel secara ilegal. Menurutnya, penyitaan kapal bantuan adalah pelanggaran hukum internasional.

Meskipun menolak menandatangani dokumen, Thunberg tetap dideportasi. Ia juga menyoroti bahwa beberapa aktivis lainnya masih berada di Israel dan mendesak pemerintah Israel untuk segera membebaskan mereka.

Scroll to Top