Bitcoin (BTC) kembali menunjukkan kekuatannya, mendekati level tertinggi sepanjang masa di atas US$111.000 yang sempat dicapai pada Mei 2025. Kendati demikian, para analis memperingatkan adanya potensi koreksi jangka pendek karena minimnya faktor fundamental kuat yang dapat mendorong harga lebih tinggi.
Laporan terbaru menyebutkan bahwa tanpa katalis signifikan, risiko penurunan harga Bitcoin meningkat. Para investor jangka panjang dihadapkan pada dilema: bertahan atau menjual. Kurangnya dukungan makroekonomi atau sentimen positif dapat membuat Bitcoin rentan terhadap koreksi, terutama jika para pemegang lama mulai merealisasikan keuntungan mereka.
Saat ini, Bitcoin diperdagangkan stabil di sekitar US$109.376, setelah sempat mencapai US$110.561. Angka ini hanya terpaut sedikit dari rekor tertinggi US$111.970 yang tercatat sebelumnya.
Holder Jangka Panjang Penentu Arah Pasar
Keputusan para pemegang jangka panjang akan sangat menentukan pergerakan pasar selanjutnya. Jika terjadi aksi jual besar-besaran, Bitcoin bisa kembali memasuki fase konsolidasi yang panjang.
Peristiwa serupa pernah terjadi sebelumnya. Setelah mencetak rekor pada Maret 2024, Bitcoin mengalami konsolidasi selama berbulan-bulan sebelum akhirnya kembali bergerak signifikan pasca pemilihan Presiden AS.
Data onchain menunjukkan bahwa tidak semua pelaku pasar yakin dengan reli Bitcoin saat ini. Sejumlah besar posisi short berisiko terlikuidasi jika Bitcoin benar-benar menembus rekor harga sebelumnya.
Perhatian pasar kini tertuju pada agenda makro penting, terutama keputusan suku bunga Federal Reserve AS yang akan diumumkan dalam waktu dekat. Pemangkasan suku bunga dapat menjadi katalis positif bagi pasar kripto karena dapat meningkatkan minat investor melalui biaya pinjaman yang lebih rendah.