Kunjungan Xi Jinping ke Asia Tenggara: Strategi di Tengah Perang Dagang AS?

Presiden China, Xi Jinping, tengah melakukan lawatan penting ke tiga negara Asia Tenggara, yaitu Vietnam, Kamboja, dan Malaysia. Kunjungan ini menjadi sorotan karena dilakukan di tengah ketegangan perang dagang yang dipicu oleh Amerika Serikat.

Menariknya, Indonesia sebagai salah satu mitra dagang utama China di kawasan ini, tidak termasuk dalam daftar kunjungan Xi Jinping kali ini.

Mengapa demikian?

Para analis menilai, kunjungan Xi Jinping ke Vietnam, Kamboja, dan Malaysia memiliki tujuan strategis. Vietnam merupakan pengimpor terbesar produk China di Asia Tenggara, disusul Malaysia. Sementara Kamboja menjadi fokus investasi infrastruktur China.

Kunjungan ini diduga sebagai upaya China membangun koalisi untuk menghadapi tekanan perang dagang yang dilancarkan oleh Presiden Amerika Serikat saat itu. Tujuannya adalah mengajak negara-negara tersebut untuk tetap berpegang pada prinsip pasar terbuka dan mencegah penyebaran proteksionisme.

Apalagi, Vietnam saat ini tengah menjajaki negosiasi dengan Amerika Serikat. China tentu berharap agar negosiasi tersebut tidak mengorbankan hubungan ekonomi yang erat antara Vietnam dan China.

Amerika Serikat diketahui telah menjatuhkan tarif resiprokal kepada Vietnam, Kamboja, dan Malaysia. Selain itu, tarif global sebesar 10 persen juga turut diberlakukan.

Selain faktor ekonomi, kedekatan historis antara China dengan Vietnam dan Kamboja juga menjadi pertimbangan penting. Sementara hubungan China dengan Malaysia, di bawah kepemimpinan Perdana Menteri saat itu, menunjukkan kecenderungan yang lebih positif terhadap China.

Dengan demikian, kunjungan Xi Jinping ke tiga negara Asia Tenggara ini dapat dilihat sebagai upaya untuk mengimbangi manuver Amerika Serikat dan memperkuat posisi China di kawasan.

Sebagai informasi, China menjadi satu-satunya negara di Asia yang berani melawan kebijakan Amerika Serikat. Kedua negara terlibat dalam perang tarif yang saling membalas, yang berdampak signifikan terhadap perekonomian global.

Scroll to Top