Sebuah studi terbaru mengungkap fakta yang mengejutkan: generasi muda, khususnya mereka yang lahir antara tahun 1965 dan 1990 (Gen X dan milenial), memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena 17 jenis kanker dibandingkan generasi sebelumnya.
Penelitian ini menyoroti bahwa generasi muda lebih rentan didiagnosis dengan berbagai jenis kanker, termasuk kanker pankreas, ginjal, dan usus halus. Bahkan, risiko kanker pada mereka yang lahir tahun 1990 bisa 2 hingga 3 kali lebih tinggi dibandingkan mereka yang lahir tahun 1955.
Kanker kolorektal menjadi salah satu kekhawatiran utama, dengan peningkatan kasus yang signifikan di kalangan orang muda dalam beberapa dekade terakhir. Temuan ini mendorong penyelidikan lebih lanjut terhadap pola serupa pada jenis kanker lainnya.
Data yang dianalisis mencakup hampir 24 juta diagnosis dan lebih dari 7 juta kematian akibat kanker, mencakup 34 jenis kanker. Data tersebut dikelompokkan berdasarkan tahun kelahiran dengan interval lima tahun, mulai dari kelahiran 1920 hingga 1990. Hasilnya, 17 jenis kanker menunjukkan peningkatan kasus pada kelompok usia muda. Pada perempuan, kanker hati juga menunjukkan pola peningkatan yang serupa.
Meskipun angka kematian untuk sebagian besar jenis kanker mengalami penurunan, terdapat pengecualian yang mengkhawatirkan. Kematian akibat kanker endometrium, saluran empedu intrahepatik, kandung empedu, kolorektal, testis, dan kanker hati pada perempuan mengalami peningkatan.
Kanker endometrium menjadi yang paling cepat pertumbuhannya, baik dari segi diagnosis maupun angka kematian.
Apa Pemicunya?
Penyebab pasti dari tren ini belum diketahui, namun gaya hidup dan faktor lingkungan diduga kuat memainkan peran penting. Obesitas menjadi tersangka utama, mengingat obesitas telah lama diakui sebagai faktor risiko kanker. Sekitar 20 persen dari semua kasus kanker di Amerika Serikat berkaitan dengan kelebihan berat badan.
Selain obesitas, gaya hidup yang kurang gerak, pola makan yang buruk, paparan bahan kimia dalam air dan makanan, penggunaan obat-obatan tertentu, serta paparan antibiotik secara berlebihan juga dicurigai sebagai faktor penyebab. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat mengganggu keseimbangan mikrobioma usus, yang berkaitan dengan risiko kanker kolorektal.