Amerika Serikat Siapkan Evakuasi Sebagian Kedutaan di Irak, Harga Minyak Melonjak

Amerika Serikat (AS) dikabarkan tengah mempersiapkan evakuasi sebagian personel dari kedutaannya di Baghdad, Irak. Keputusan ini didorong oleh meningkatnya risiko keamanan di kawasan Timur Tengah.

Sumber-sumber dari AS dan Irak menyebutkan bahwa Departemen Luar Negeri AS akan memerintahkan keberangkatan, yang diupayakan melalui jalur komersial. Namun, militer AS siap memberikan bantuan jika diperlukan. Selain diplomat, keluarga personel militer yang ditempatkan di Baghdad juga akan dievakuasi sementara ke Bahrain. Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth telah menyetujui keberangkatan sukarela tanggungan militer dari berbagai lokasi di Timur Tengah.

Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan regional, diperburuk oleh konflik di Gaza yang telah berlangsung selama 18 bulan. Kekhawatiran akan konflik yang lebih luas antara AS dan Israel melawan Iran dan sekutunya semakin besar.

Irak, yang memiliki hubungan unik dengan AS dan Iran, menampung sekitar 2.500 tentara AS. Meski demikian, faksi bersenjata yang didukung Iran juga terkait dengan pasukan keamanan Baghdad.

Ekskalasi ketegangan diperparah dengan ancaman mantan Presiden AS Donald Trump untuk menyerang Iran jika perundingan nuklir gagal. AS juga telah meningkatkan kehadiran militernya di Timur Tengah dalam beberapa bulan terakhir, termasuk mengerahkan pesawat pengebom B-2 dan kapal induk.

Menteri Pertahanan Iran Aziz Nasirzadeh memperingatkan bahwa Iran akan membalas serangan dengan menargetkan pangkalan-pangkalan AS di wilayah tersebut.

AS memiliki kehadiran militer yang signifikan di kawasan penghasil minyak utama, dengan pangkalan-pangkalan di Irak, Kuwait, Qatar, Bahrain, dan Uni Emirat Arab.

Akibat berita evakuasi ini, harga minyak mentah berjangka Brent melonjak 4%, mencapai US$ 69,18 per barel.

Scroll to Top