Selama ini, hiu dikenal sebagai predator laut yang senyap. Namun, penelitian terbaru mengungkap fakta mengejutkan: hiu rig ( Mustelus lenticulatus ), spesies asli Selandia Baru, ternyata mampu menghasilkan suara klik aktif. Temuan ini menantang anggapan lama bahwa hiu adalah hewan yang tidak bersuara, membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut tentang komunikasi akustik di laut.
Awal Mula Penemuan Tak Sengaja
Penemuan ini berawal dari penelitian tentang kemampuan pendengaran hiu. Saat menangani hiu rig dalam percobaan, suara klik misterius terdengar dan ternyata berasal dari hiu itu sendiri. Awalnya, para peneliti terkejut karena selama ini diyakini bahwa hiu tidak dapat mengeluarkan suara.
Bagaimana Hiu Menghasilkan Suara Klik?
Hiu rig memiliki susunan gigi unik yang tersusun rapat dan datar, membentuk pola mozaik. Analisis menunjukkan bahwa suara klik dihasilkan dari aduan gigi saat hiu mengalami tekanan atau stres. Ketika hiu ditangani, gerakan penutupan rahang yang cepat diduga menghasilkan suara klik tersebut.
Fungsi Suara Klik: Pertahanan atau Sinyal Mekanis?
Suara klik yang dihasilkan hiu rig memiliki kekuatan yang cukup besar di bawah air. Meskipun frekuensi utamanya berada di luar jangkauan pendengaran hiu rig sendiri, predator alami hiu rig seperti anjing laut berbulu Selandia Baru mampu mendengar frekuensi tinggi tersebut. Oleh karena itu, diduga suara klik berfungsi sebagai mekanisme pertahanan untuk mengejutkan predator. Namun, ada juga kemungkinan bahwa suara klik merupakan hasil sampingan mekanis, bukan sinyal perilaku yang disengaja.
Implikasi yang Lebih Luas
Temuan ini memperkuat tren baru dalam penelitian kelompok elasmobranch (hiu, pari, skate). Beberapa spesies pari dan skate juga dilaporkan menghasilkan suara klik sebagai respons terhadap gangguan. Susunan gigi pavemen yang dimiliki hiu rig serupa dengan gigi pari tersebut, mengindikasikan bahwa mekanisme klik melalui aduan gigi mungkin lebih tersebar di kalangan elasmobranch.
Namun, tidak semua hiu dari genus yang sama menghasilkan suara klik, membuka ruang bagi penelitian lebih lanjut untuk memahami faktor apa saja yang memengaruhi kemampuan vokalisasi pada hiu. Penelitian lebih lanjut di alam liar diperlukan untuk menguji apakah hiu rig juga memproduksi klik dalam konteks alami, seperti saat menghadapi ancaman predator atau berinteraksi dengan sesama hiu.
Penelitian ini membuka peluang baru untuk memahami evolusi komunikasi akustik di antara kelompok hewan laut yang sebelumnya dianggap "bisu".