Ballymena Memanas: Aksi Kekerasan Rasial Pecah Usai Vigil Pelecehan Seksual

Ketegangan mencekam Kota Ballymena, Irlandia Utara, pada Selasa (10/6/2025) malam saat ratusan demonstran bentrok dengan aparat kepolisian. Polisi terpaksa mengerahkan meriam air dan peluru plastik untuk membubarkan massa yang marah.

Aksi anarkis ini terjadi setelah massa menyerang petugas dengan berbagai benda berbahaya, termasuk bom molotov, petasan, batu bata, dan besi. Ini merupakan malam kedua kerusuhan berturut-turut, yang oleh pihak kepolisian disebut sebagai "kemarahan massa" yang dipicu oleh sentimen rasial.

Pusat kerusuhan berada di kawasan Clonavon Terrace, tempat sejumlah besar personel Polisi Irlandia Utara (PSNI) ditempatkan, termasuk unit anti-huru hara dan tim K9.

Petugas polisi, dengan perlengkapan pelindung lengkap dan tameng, menghadapi massa yang melemparkan botol kaca dan melontarkan kata-kata kasar.

Sebuah mobil hangus terbakar di dekat pencucian mobil dan bengkel ban. Beberapa rumah mengalami kerusakan signifikan akibat lemparan batu dan benda tumpul lainnya ke arah jendela. Beberapa ruas jalan ditutup dengan barikade mobil polisi. PSNI mengimbau masyarakat untuk menjauhi area tersebut demi keselamatan.

Otoritas setempat menyatakan bahwa kekerasan dipicu oleh acara doa bersama (vigil) untuk seorang remaja putri yang diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh dua anak laki-laki berusia 14 tahun.

Kedua anak tersebut telah diajukan ke pengadilan pada Senin pagi atas tuduhan percobaan pemerkosaan. Persidangan tersebut menjadi sorotan setelah seorang penerjemah berbahasa Rumania membacakan dakwaan kepada terdakwa.

Diduga, beberapa peserta vigil kemudian menjadi bagian dari kerumunan yang menyerang rumah-rumah yang dihuni oleh keluarga imigran, terutama dari Eropa Timur. Polisi meyakini bahwa motif rasial menjadi pendorong utama dalam aksi kekerasan ini.

Scroll to Top