Angela Gilsha Alami Kejadian Tak Menyenangkan Saat Meninjau Lokasi Tambang di Raja Ampat

Artis Angela Gilsha baru-baru ini mengalami pengalaman kurang menyenangkan saat mengunjungi lokasi pertambangan di Raja Ampat, Papua. Meskipun hanya melihat dari kejauhan, ia dan rombongannya mendapat peringatan keras dari petugas keamanan di area pertambangan.

"Ada petugas keamanan yang membunyikan klakson dari atas pulau, suaranya sangat keras," ungkap Angela dalam video yang diunggah oleh sebuah organisasi lingkungan.

Angela Gilsha mengaku sempat panik melihat reaksi petugas yang seolah mengusir mereka dari sekitar lokasi tambang. Hal ini membuatnya bertanya-tanya, mengingat adanya klaim pemerintah mengenai legalitas pertambangan di wilayah tersebut.

"Kenapa kami diklakson? Bukankah ini legal? Memangnya kenapa? Tidak boleh melihat?" ujarnya dengan nada menyindir.

Situasi semakin menegangkan ketika Angela Gilsha dan rombongannya dikejar oleh sebuah kapal tak dikenal setelah meninggalkan perairan sekitar lokasi pertambangan.

"Kami dikejar oleh sebuah perahu cepat, dan aku tidak tahu siapa mereka," imbuh bintang sinetron tersebut.

Awalnya, Angela Gilsha mengira bahwa pihak pengelola tambang hanya ingin menakut-nakuti rombongannya dengan menurunkan kapal.

"Aku pikir mereka hanya ingin menakut-nakuti, atau mungkin penasaran siapa kami," ucapnya.

Namun, kapal tak dikenal itu terus membuntuti Angela Gilsha dan rombongannya hingga mendekati penginapan mereka.

"Kami benar-benar diikutin sampai jauh sekali," tutur Angela Gilsha.

Sebelumnya, Angela Gilsha berkunjung ke Pulau Kawe, Raja Ampat, untuk menikmati keindahan alam bawah lautnya. Ia terpukau dengan keindahan pulau tersebut, dengan pasir putih, koral berwarna neon, dan beragam ikan berwarna-warni.

Kunjungannya ke area pertambangan didasari rasa penasaran akan situasi yang sebenarnya, mengingat adanya keraguan di media sosial mengenai keaslian potret kerusakan Raja Ampat yang beredar.

"Di sana, aku melihat langsung dengan mata kepala sendiri, pulau yang setengahnya, bagian atasnya sudah dikeruk, berupa tanah-tanah, dan banyak alat berat di situ," ujar Angela.

Kisah kerusakan alam Raja Ampat ini juga sebelumnya diangkat oleh sebuah organisasi lingkungan, yang menyoroti bagaimana keindahan alam Indonesia dirusak demi kepentingan sesaat.

Organisasi tersebut juga menyoroti dampak hilirisasi nikel yang telah menyebabkan kerusakan di berbagai wilayah, dari Sulawesi hingga Maluku. Praktik pertambangan nikel yang merusak alam di Raja Ampat juga melibatkan sebuah perusahaan pertambangan.

Oleh karena itu, organisasi tersebut menuntut pemerintah untuk bertanggung jawab atas kerusakan alam yang semakin marak terjadi dan mencegah kerusakan lebih lanjut di Raja Ampat.

Pemerintah sebelumnya menyatakan bahwa lokasi pertambangan nikel tidak merusak lokasi wisata di Raja Ampat, dan bahkan mengklaim mendapat dukungan dari masyarakat setempat.

Namun, pada akhirnya, izin pertambangan di wilayah Raja Ampat tetap dihentikan sementara akibat memicu kemarahan publik.

Scroll to Top